Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Moody's mengatakan, prospek stabilnya mencerminkan kekuatan fiskal Hong Kong yang unggul dan stabilitas ekonomi makro yang konsisten.
Langkah yang diambil Moody's dilakukan pada saat ribuan warga Hong Kong turun ke jalan untuk melakukan aksi demonstrasi. Mereka berkumpul di sebuah Central Park pada hari Minggu untuk menyerukan reformasi demokratis yang kemudian berakhir bentrok dengan pihak kepolisian.
Aksi unjuk rasa terus terjadi sejak bulan Juni 2019 yang dipicu oleh RUU yang memungkinkan ekstradisi ke daratan Cina, di mana pengadilan dikendalikan oleh Partai Komunis. Meski RUU itu pada akhirnya dicabut, namun tuntutan warga Hong Kong semakin meluas, termasuk di antaranya mendapatkan hak pilih universal.
Baca Juga: Kepolisian Hong Kong bakal persenjatai petugas dengan alat kejut listrik dan net gun
Moody's menyerukan agar pemerintah Hong Kong segera menanggapi tuntutan politik sebagian warga dan mencemaskan tentang standar hidup, biaya perumahan, dan kesetaraan peluang ekonomi yang "sangat lambat, tentatif, dan tidak meyakinkan."
Pemerintah Hong Kong sendiri mengatakan pihaknya "secara proaktif" sudah melibatkan berbagai kelompok masyarakat melalui dialog.
Baca Juga: Jelang Tahun Baru Imlek, Asia waspadai virus mematikan dari China
"Keresahan sosial yang terus-menerus mencerminkan bahwa ada masalah mendalam di masyarakat di Hong Kong, di mana Pemerintah akan segera melakukan peninjauan independen," kata pernyataan pemerintah itu.
Pada bulan September, Fitch menurunkan peringkat Hong Kong menjadi "AA" dari "AA+".