kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,48   8,89   1.00%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara corona, Amerika Serikat akan berutang US$ 3 triliun


Selasa, 05 Mei 2020 / 15:24 WIB
Gara-gara corona, Amerika Serikat akan berutang US$ 3 triliun


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali akan berutang senilai US$ 3 triliun pada 2020. Mengutip BBC.com pada Selasa (5/5), utang ini akan digunakan untuk memenuhi ledakan kebutuhan anggaran penanggulangan corona termasuk pendanaan kesehatan dan paket kebijakan ekonomi.

Kongres AS juga telah menyetujui utang jumbo tersebut untuk dua bulan terakhir guna menghindarkan kepada dampak ekonomi dari krisis. 

Baca Juga: Para pemimpin dunia janjikan US$ 8 miliar perangi Covid-19, tapi Amerika absen

Departemen Keuangan AS berencana mengeluarkan utang dalam jumlah besar untuk menutupi biaya-biaya ini. Padahal di sisi lain, pendapatan negara menurun.

Departemen Keuangan mengatakan pihaknya berencana untuk kembali berutang senilai US$ 677 miliar dari Juli hingga September. 

Lonjakan besar dalam penerbitan utang dimaksudkan untuk menutupi biaya bantuan pemerintah untuk individu dan bisnis. Juga penangguhan pajak individu dan bisnis hingga Juli, dan peningkatan dalam asumsi saldo kas treasury pada akhir Juni.

Paket-paket relaksasi Covid-19 terbaru diperkirakan bernilai sekitar 14% dari ekonomi negara itu. Pemerintah juga telah memperpanjang batas waktu pembayaran pajak tahunan hingga 15 April 2020. Hal ini tentunya akan menambah krisis uang tunai di negara itu.

Baca Juga: Tensi di Luat China Selatan masih tinggi, China gelar latihan militer

Dalam memperoleh dana tersebut, AS akan melepas surat utang pemerintah. Secara historis, obligasi AS memiliki tingkat bunga yang relatif rendah. Lantaran utangnya dipandang sebagai risiko yang relatif rendah oleh investor di seluruh dunia.

Namun sebelum virus corona, beban utang negara telah naik ke tingkat yang oleh banyak ekonom dianggap berisiko untuk pertumbuhan jangka panjang. Sebab negara menghabiskan lebih banyak anggaran dari yang dibutuhkan.

Kantor Anggaran Kongres AS bulan lalu memperkirakan defisit anggaran akan mencapai US$ 3,7 triliun tahun ini. Sementara utang nasional melonjak di atas 100% dari PDB.

Baca Juga: Tak ada kasus Covid-19 baru di Provinsi Hubei China selama 30 hari berturut-turut

Pekan lalu, ketua bank sentral Amerika, Jerome Powell, mengatakan dia ingin melihat keuangan pemerintah AS dalam kondisi yang lebih baik sebelum pandemi.

Namun, ia mengatakan pengeluaran sekarang adalah penting untuk meredam pukulan ekonomi, karena perintah untuk menutup bisnis guna memperlambat penyebaran virus. "Mungkin ekonomi akan membutuhkan lebih banyak bantuan dari kita semua jika pemulihan ingin menjadi yang kuat," katanya.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×