Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wisatawan asing membawa miliaran dolar ke dalam perekonomian Amerika Serikat setiap tahunnya. Tetapi kedatangan pelancong dan perputaran uang yang mengikutinya kini berada dalam tahap yang cukup mengkhawatirkan pelaku usaha.
Seperti diberitakan CNN, pada tahun lalu industri pariwisata AS mencetak rekor dengan kedatangan 78,6 juta wisatawan asing. Namun setelahnya, tren tersebut langsung menukik.
Di awal 2019 tren kunjungan wisatawan mancanegara ke Amerika Serikat menunjukkan penurunan. Terutama yang berasal dari Kanada, Meksiko, China, dan Korea Selatan. Perlambatan tersebut mulai terlihat pada paruh kedua tahun lalu.
Sektor pariwisata adalah pendorong ekonomi yang penting bagi Amerika Serikat. Negara ini menikmati surplus sebesar US$ 69 miliar pada perjalanan internasional pada tahun lalu.
Menurut Tori Barnes, Wakil Presiden Asosiasi Perjalanan AS, dengan kinerja tersebut industri ini juga mengurangi total defisit perdagangan AS yang sebesar 11% di tahun 2018.
Rata-rata, wisatawan asing menghabiskan US$ 4.000 setiap kunjungan ke Amerika Serikat. Wisatawan Tiongkok juga terkenal royal dengan menghabiskan sekitar US$ 7.000 tiap berkunjung. "Ini adalah dampak ekonomi yang sangat signifikan," kata Barnes.
Perusahaan-perusahaan yang mengandalkan pariwisata asing juga mulai merasakan penurunan bisnis. Misalnya, Tiffany yang melaporkan penjualan yang mengecewakan minggu ini yang sebagian di antaranya karena penurunan pembelian oleh turis asing di toko-toko yang berada di AS.
Turunnya minat kunjungan ke Amerika Serikat dinilai karena sejumlah faktor. "Di antaranya adalah faktor dolar AS yang relatif kuat. Lalu ekonomi global yang melambat. Faktor lain ini adalah soal politik. Ketiga faktor ini mengurangi perjalanan ke AS," kata Adam Sacks, Presiden Tourism Economics yang merupakan bagian dari Oxford Economics.
Dolar menunjukkan tren penguatan dibandingkan mata uang global lain karena ekonomi AS tetap kuat sementara negara-negara lain mengalami perlambatan. Dolar yang kuat membuat pelancong harus merogoh uang lebih banyak saat datang ke AS.
Faktor aksi Presiden AS Donlad Trump juga ikut mempengaruhi. Khususnya dalam hubungan politik dengan sejumlah negara lain.
Misalnya saja perang dagang AS dengan China yang juga ikut punya andil. Di mana pemerintah Tiongkok akhirnya mengeluarkan banyak peringatan kepada warganya tentang perjalanan ke Amerika Serikat.
Di antaranya pada minggu lalu pemerintah China mengeluarkan peringatan tentang ancaman kekerasan bersenjata di Amerika Serikat. Para calon mahasiswa yang ingin belajar di AS juga diberi peringatan bahwa mereka akan lebih sulit untuk mendapatkan visa pelajar di negara tersebut.
Memanasnya hubungan AS dengan Meksiko rupanya juga menyulitkan pelaku bisnis pariwisata AS. Pasalnya negara tetangganya ini merupakan penyumbang wisman terbesar kedua yang masuk ke negeri Paman Sam.