CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.364.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.757   28,00   0,17%
  • IDX 8.420   13,34   0,16%
  • KOMPAS100 1.164   -0,44   -0,04%
  • LQ45 848   -0,95   -0,11%
  • ISSI 294   0,44   0,15%
  • IDX30 442   -0,63   -0,14%
  • IDXHIDIV20 514   -0,01   0,00%
  • IDX80 131   0,01   0,01%
  • IDXV30 135   -0,15   -0,11%
  • IDXQ30 142   -0,01   -0,01%

Gara-Gara Taiwan, China Tolak Pertemuan G20 dan Ancam Ekonomi Jepang


Jumat, 21 November 2025 / 06:54 WIB
Gara-Gara Taiwan, China Tolak Pertemuan G20 dan Ancam Ekonomi Jepang
ILUSTRASI. China mendesak Tokyo untuk “bersikap menahan diri” setelah Jepang mengusulkan dialog di tengah memburuknya hubungan diplomatik. Foto: wikipedia.org


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - China mendesak Tokyo untuk “bersikap menahan diri” setelah Jepang mengusulkan dialog di tengah memburuknya hubungan diplomatik akibat komentar Perdana Menteri Sanae Takaichi tentang Taiwan.

Melansir South China Morning Post, ketika ditanya mengenai kemungkinan pertemuan antara Premier Li Qiang dan Takaichi di sela-sela KTT G20 di Afrika Selatan akhir pekan ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan bahwa tidak ada rencana seperti itu.

“Tidak ada agenda pertemuan antara Premier Li Qiang dan pemimpin Jepang. Kami mendesak Jepang agar menunjukkan sikap menahan diri yang tepat,” ujar Mao pada Kamis.

China sebelumnya menyatakan pada Senin bahwa Li tidak akan bertemu Takaichi di Afrika Selatan. Namun, Sekretaris Kabinet Jepang Minoru Kihara mengatakan keesokan harinya bahwa Tokyo tetap membuka peluang dialog dengan Beijing.

Pernyataan Mao muncul pada hari yang sama ketika China dilaporkan membatalkan pertemuan tingkat menteri yang dijadwalkan bulan ini dengan Korea Selatan dan Jepang.

Pertemuan menteri kebudayaan itu sedianya digelar sebagai bagian dari mekanisme kerja sama trilateral yang dibentuk setelah krisis finansial Asia 1998 untuk memperdalam integrasi kawasan.

Baca Juga: Presiden Taiwan Santap Sushi Jepang di Tengah Ancaman Larangan China

Berbicara kepada media di Beijing, Mao mengatakan pernyataan Takaichi soal Taiwan telah “merusak fondasi dan atmosfer” kerja sama dan membuat kondisi “tidak lagi sesuai” untuk menggelar pertemuan trilateral tersebut.

Takaichi belum lama ini mengatakan di parlemen Jepang bahwa negara itu dapat mengerahkan militer jika terjadi konflik di Selat Taiwan.

Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah China dan tidak pernah menutup kemungkinan penggunaan kekuatan untuk menyatukannya dengan daratan utama. China melihat ucapan Takaichi sebagai bentuk campur tangan dalam urusan domestik.

Jepang, seperti kebanyakan negara, tidak mengakui Taiwan sebagai negara berdaulat.

Mao juga mengatakan tidak ada jaminan China akan kembali mengizinkan impor makanan laut dari Jepang.

Kyodo News melaporkan pada Rabu bahwa Beijing memberi tahu Tokyo akan menangguhkan impor tersebut—beberapa bulan setelah sebelumnya mengizinkannya kembali.

Kihara kemudian mengatakan bahwa pemerintah Jepang belum menerima pemberitahuan resmi soal penghentian itu, dan kedua negara masih membahas aspek teknisnya.

Tonton: Taiwan Larang Konsumsi Indomie Soto Banjar Lantaran Mengandung Etilen Oksida

Mao menambahkan bahwa China akan melakukan penilaian sendiri, seraya menyebut pernyataan Takaichi telah “memicu kemarahan publik di China.”

Ia berkata: “Produk perikanan Jepang saat ini tidak akan memiliki pasar di China sekalipun diizinkan masuk.”

Sementara itu, Takayuki Kobayashi, Ketua Kebijakan Partai berkuasa Partai Demokrat Liberal Jepang, mendesak respons yang berhati-hati.

“Masalah ini harus dinilai berdasarkan fakta dan data ilmiah. Jepang akan tetap menanggapi dengan tenang dan bijaksana,” ujarnya.

Pada Selasa, Kepala Biro Asia dan Oseania Kementerian Luar Negeri Jepang, Masaaki Kanai, melakukan perjalanan ke Beijing bertemu mitranya dari China, Liu Jinsong, untuk meredakan ketegangan.

Liu kemudian mengatakan kepada media China bahwa ia “sangat tidak puas” dengan hasil pertemuan tersebut.

Kesimpulan

Ketegangan diplomatik antara China dan Jepang meningkat setelah komentar PM Sanae Takaichi mengenai kemungkinan pengerahan militer dalam konflik Taiwan. China menolak permintaan dialog, menunda kerja sama trilateral dengan Jepang-Korsel, serta mengancam menangguhkan kembali impor seafood Jepang. Situasi ini memperlihatkan bahwa isu Taiwan kembali menjadi titik sensitif yang mempengaruhi hubungan ekonomi dan politik di kawasan Asia Timur.

Selanjutnya: Kebijakan Fiskal Bikin Ngeri, Asing Kabur dari SBN

Menarik Dibaca: Orang Indonesia Banyak Kena Hipertensi, Ini Penyebab Utamanya


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×