kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,52   -24,21   -2.61%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot layanan digital, bank global PHK massal pekerja


Minggu, 28 Juni 2020 / 18:52 WIB
Genjot layanan digital, bank global PHK massal pekerja
ILUSTRASI. HSBC, bank asal London berencana memangkas 35.000 pekerjanya untuk memangkas biaya,


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - LONDON. Siap menggelar rencana pemangkasan biaya operasional dan pekerjanya besar-besaran, HSBC Holdings Plc akan mendorong nasabahnya menggunakan layanan digital, sekaligus mengurangi kantor cabang.

Melansir Bloomberg, Jumat (26/6), bank asal London yang berencana memangkas 35.000 pekerjanya untuk memangkas biaya, menargetkan jumlah penggunaan layanan digital bisa berlipat ganda pada 2022, agar dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar.

Mendorong layanan digital, cabang HSBC juga akan lebih fokus menyediakan layanan digital dengan lebih sedikit pekerja, dan proses seperti pembukaan rekening, investasi sederhana yang bisa ditangani oleh komputer, maupun perangkat seluler.

Head of Digital Transformation Wealth and Personal Banking Business HSBC Kevin Martin bilang, pekerja yang tetap bertahan akan mengurusi pekerjaan yang lebih kompleks. Seperti perencanaan keuangan, asuransi jiwa, kredit pemilikan rumah (KPR). Sementara proses otentifikasi via tanda tangan akan diminimalkan.

Baca Juga: CEO SoftBank Masayoshi Son mengundurkan diri dari Jajaran direksi Alibaba

Upaya digitalisasi seiring pemangkasan pekerja memang tengah marak terjadi di industri perbankan global. Ini seiring beban kredit macet yang tinggi akibat bertahun-tahun memberlakukan suku bunga yang rendah. Pandemi yang membuat interaksi manusia makin terbatas juga jadi kesempatan mendorong layanan digital, sekaligus memangkas biaya dalam interaksi dengan nasabah.

“Seluruh industri tengah bertahan terkait marjin bunga. Kami berupaya untuk mengurangi rata-rata biaya layanan terhadap nasabah,” kata Martin.

HSBC sendiri menargetkan bisa memangkas biaya hingga US$ 4,5 miliar dalam tiga tahun ke depan. Mulai minggu lalu, HSBC juga telah memulai kembali ekspansi kredit yang sempat terhenti akibat pandemi.

“Sejak Februari, kami telah menekan sejumlah transformasi program, namun saat ini kami telah menyusun program jangka panjang, termasuk program pemangkasan biaya besar-besaran,” kata CEO HSBC Noel Quinn dalam sebuah memo kepada para pekerjanya.

Transformasi digital oleh HSBC bisa menandakan langkah terakhir perusahaan menjadi bank digital, termasuk buat industri. Kini 90% transaksi global telah dilakukan secara digital. HSBC Sendiri tahun ini terhitung sudah mengeluarkan 270 produk digital anyar, lebih banyak dibandingkan tahun lalu sebanyak 160 produk.

Baca Juga: PHK membuat konsumen semakin pesimistis melihat kondisi ekonomi dalam negeri

Sementara di Asia, sejumlah perbankan konsumer seperti Citibank Inc, dan Standard Chartered Plc juga telah melakukan hal serupa. Mendorong digitalisasi untuk semua layanannya terutama untuk segmen wealth management dan asuransi.

Adapula di Jerman, CEO Commerzbank Martin Zielke menyatakan dalam rapat pengawas Rabu lalu mengatakan berencana memangkas lebih dari 7.000 pekerja sekaligus menutup 400 cabangnya untuk memangkas biaya.

Dalam paparannya bersama CFO Commerzbank Bettina Orlopp, mereka menyatakan pemangkasan pekerja sekligus penutupan cabang bisa menjadi dasar restrukturisasi, sekaligus memangkas beban biaya yang ditanggung perseroan selama ini akibat gagalnya rencana ekspansi yang disusun Zielke.

Ini yang kemudian membuat para pemegang saham Commerzbank seperti Pemerintah Jerman, dan Cerberus Capital Management cukup berang. Namun, sumber Bloomberg bilang belum ada putusan PHK massal ini.

Baca Juga: Wirecard bangkrut, meninggalkan utang US$ 4 miliar

“Kami menolak mengomentari spekulasi, kami berencana mengungkapkan rincian rencana ongkos operasional kami sesuai angka-angka pada kuartal II, sejumlah opsi dan skenario sedang dibicarakan dan belum ada keputusan kini,” kata Juru Bicara Commerzbank.

Zieke bersama Komisaris Stefan Schmittmann sendiri kini sedang dikecam oleh Cerberus lantaran nilai saham Commerzbank telah merosot tajam. Pada Januri 2018, nilai saham Commerzbank masih berada pada level 14 Euro, sedangkan Maret 2020 nilainya 2,80 Euro.

Cerberus menilai, lemahnya kepemimpinan Zieke juga jadi alasannya. Empat tahun lalu Zieke sebenarnya telah memiliki target untuk memangkas 7.300 pekerjanya, namun hanya ada 3.600 pekerja yang diberhentikan. Adapun kini Commerzbank memiliki sekitar 40.000 pekerja.

Selain memangkas pekerja, Commerzbank juga berencana lebih fokus kepada layanan digitalnya. Ini juga merupakan respon perusahaan terhadap pandemi yang berlangsung belakangan.

Sementara itu, rencana pemangkasa pekerja di sisi lalin juga menghadapi kecaman dari perwakilan pekerja yang memiliki setengah jumlah kursi di jajaran Dewan Pengawas. Beberapa eksekutif juga khawatir pemangkasan pekerja besaran-besaran justru bakal mebebani kas perusahaan mengingat ketatnya aturan ketenagakerjaan di Jerman.

Baca Juga: Bank Terbesar di Arab Saudi Merger dengan Bank Samba




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×