Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Tahun ini, Amerika Serikat (AS) gencar menebar sanksi. Paling baru, pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengenakan sanksi kepada militer China, Kamis (20/9), karena membeli jet tempur dan sistem misil dari Rusia.
Asal tahu, AS sebelumnya menjatuhkan sanksi bagi Rusia karena dianggap campur tangan pada pemilihan AS tahun 2016.
Departmen Luar Negeri AS mengungkapkan akan segera menerapkan sanksi kepada Departemen Pengembangan Peralatan, cabang militer China yang mengurus pengadaan senjata dan peralatan. AS juga menjatuhkan sanksi kepada Li Shangfu, Direktur Departemen Pengembangan Peralatan karena bertransaksi dalam jumlah besar dengan Rosoboronexport, eksportir senjata utama Rusia.
China membeli 10 pesawat tempur SU-35 tahun lalu dan peralatan sistem rudal surface-to-air S-400 tahun ini. AS mencegah departemen ini dan Li untuk mengajukan lisensi ekspor dan masuk ke sistem finansial AS. Departemen Luar Negeri AS pun menambahkan dua pihak ini dalam daftar keluaran Departemen Keuangan AS soal pihak-pihak yang dilarang berbisnis dengan warga AS.
Pemerintah AS juga memasukkan 33 orang dan entitas terkait militer dan intelijen Rusia dalam daftar hitam Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Berbisnis besar dengan pihak yang ada dalam daftar ini bisa memicu sanksi, termasuk sanksi yang diterapkan pada China kemarin.
Kamis pagi, Trump menerbitkan perintah eksekutif untuk memfasilitas implementasi sanksi.
Salah satu pejabat pemerintahan Trump mengungkapkan, sanksi yang dijatuhkan pada China ini ditujukan untuk menekan Rusia, bukan China atau militernya, di tengah eskalasi perang dagang AS-China.
"Target akhir sanksi ini adalah Rusia. Sanksi CAATSA dalam konteks ini tidak ditujukan untuk menurunkan kemampuan pertahanan negara tertentu," ungkap si pejabat seperti dikutip Reuters.
Franz Klintsevich, anggota parlemen Rusia mengatakan, sanksi ini tidak akan mempengaruhi kontrak S-400 dan SU-35. "Saya yakin, kontrak ini akan dieksekusi sesuai jadwal," kata dia kepada Interfax.
Pejabat pemerintahan Trump berharap, penerapan sanksi ini bisa menahan rencana pembelian S-400, terutama Turki.