kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.491.000   8.000   0,32%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Google Minta Karyawan Pemegang Visa AS Tunda Perjalanan Internasional


Sabtu, 20 Desember 2025 / 12:49 WIB
Google Minta Karyawan Pemegang Visa AS Tunda Perjalanan Internasional
ILUSTRASI. Alphabet (REUTERS/Dado Ruvic)


Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Alphabet, perusahaan induk Google, mengimbau sebagian karyawannya yang memegang visa Amerika Serikat untuk menunda perjalanan internasional. Imbauan ini disampaikan menyusul semakin lamanya proses pengurusan visa di sejumlah kedutaan besar AS, demikian dilaporkan Business Insider pada Jumat (19/12/2025), mengutip email internal perusahaan.

Dalam email yang dikirim oleh firma hukum imigrasi BAL Immigration Law selaku penasihat eksternal Google pada Kamis lalu, karyawan yang memerlukan cap visa untuk dapat kembali masuk ke Amerika Serikat diminta agar tidak bepergian ke luar negeri. Hal ini disebabkan waktu pemrosesan visa yang semakin panjang.

Google belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari Reuters terkait laporan tersebut.

Baca Juga: SoftBank Kejar Pendanaan US$ 22,5 Miliar untuk Danai OpenAI Sebelum Akhir Tahun

Menurut memo internal itu, beberapa kedutaan besar dan konsulat AS saat ini mengalami keterlambatan jadwal wawancara visa hingga 12 bulan. Kondisi tersebut dinilai berisiko menyebabkan karyawan harus tinggal lebih lama di luar Amerika Serikat jika tetap melakukan perjalanan internasional.

Pemerintahan Presiden Donald Trump bulan ini mengumumkan peningkatan proses pemeriksaan bagi pemohon visa kerja H-1B, termasuk penelusuran akun media sosial. Visa H-1B umumnya digunakan oleh perusahaan teknologi di AS untuk merekrut tenaga kerja terampil, terutama dari India dan China.

Program visa H-1B kembali menjadi sorotan setelah pemerintahan Trump tahun ini memberlakukan biaya tambahan sebesar 100.000 dolar AS untuk pengajuan visa baru.

Sebelumnya, pada September lalu, Alphabet juga telah secara tegas menyarankan karyawannya untuk menghindari perjalanan internasional serta meminta pemegang visa H-1B tetap berada di Amerika Serikat, sebagaimana tertuang dalam email internal yang dilihat oleh Reuters.

Selanjutnya: Ini Skor Avatar: Fire and Ash di Rotten Tomatoes, Lebih Rendah dari Film Kedua

Menarik Dibaca: Lipstik Berubah Warna? Ini 4 Ciri-Ciri Lipstik Kedaluwarsa




TERBARU

[X]
×