kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Grab dan Singtel bakal dirikan bank digital, seperti apa?


Senin, 30 Desember 2019 / 09:28 WIB
Grab dan Singtel bakal dirikan bank digital, seperti apa?


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perusahaan teknologi yang berbasis di Singapura, Grab, bermitra dengan Singapore Telecommunications (Singtel) untuk mengajukan lisensi pendirian bank digital penuh. Ini sesuai dengan inisiatif pemerintah Singapura yang berupaya menarik perusahaan teknologi ke sektor keuangan.

Melansir South China Morning Post, dalam konsorsium itu, Grab akan memiliki 60% saham. Sementara perusahaan telekomunikasi yang dikenal dengan Singtel akan memegang sisanya.

Konsorsium ini berencana untuk mendirikan bank digital yang menargetkan apa yang disebut sebagai konsumen digital pertama, serta usaha kecil dan menengah yang tidak memiliki akses ke kredit.

Baca Juga: Tarif Maxim, ojek online asal Rusia lebih murah dari Gojek dan Grab

Perpindahan kerjasama salah satu operator bisnis online terbesar di Asia Tenggara, dari keuangan ke aplikasi perjalanan online, mengalami kenaikan dengan perusahaan telekomunikasi terbesar di Singapura.

South China Morning Post menuliskan, Otoritas Moneter Singapura merilis rencananya tahun ini untuk mengeluarkan sebanyak lima lisensi bank virtual untuk meningkatkan kompetisi dan inovasi.

Dari jumlah tersebut, dua perusahaan akan mendapatkan lisensi bank penuh dan tiga lisensi bank terbatas hanya untuk melayani klien perusahaan. Bank kategori pertama membutuhkan modal sebesar S$ 1,5 miliar (US$ 1,1 miliar), dan kategori yang kedua membutuhkan modal S$ 100 juta.

Baca Juga: Gojek Dikabarkan Mengincar Saham BIRD

Menurut laporan Bain & Co, Google dan Temasek Holdings, market digital lending Asia Tenggara diperkirakan akan meningkat empat kali lipat menjadi US$ 110 miliar pada tahun 2025. Tawaran untuk lisensi virtual baru akan dirilis pada akhir tahun ini.

Beberapa kelompok lain telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan Singtel dan Grab dalam mengajukan izin, termasuk  Ant Financial milik pendiri miliarder Alibaba Jack Ma, pembuat gear gaming Razer dan Oversea-Chinese Banking Corporation.

Baca Juga: Gojek akuisisi 5% saham Blue Bird (BIRD)? Ini penjelasan manajemen Blue Bird

Upaya untuk membuka industri perbankan Singapura kepada perusahaan teknologi sebelumnya juga terjadi di Hong Kong, di mana Ant dan pesaing China termasuk Tencent Holdings memperoleh lisensi awal tahun ini.

Bagi Grab, bisnis perbankan digital melengkapi rangkaian layanan yang semakin berkembang yang dibangun di atas platform wahana yang berkembang secara regional. Keuntungannya dibandingkan perusahaan non-bank lainnya adalah bagian dari pembayaran online yang ada di bawah merek GrabPay dari pengguna berbagi perjalanan dan pedagang lokal.

Baca Juga: Terpopuler: Grab tidak bakar duit, Tiga miliarder pilih mobil murah

Grab tidak mengungkapkan jumlah penggunanya -di mana jumlah users untuk pengiriman makanan sangat banyak- tetapi mengatakan aplikasinya telah diunduh oleh lebih dari 166 juta perangkat seluler di Asia Tenggara.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×