kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.622   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.040   -11,08   -0,14%
  • KOMPAS100 1.118   -5,53   -0,49%
  • LQ45 804   -6,09   -0,75%
  • ISSI 279   0,16   0,06%
  • IDX30 422   -0,76   -0,18%
  • IDXHIDIV20 484   -1,72   -0,35%
  • IDX80 122   -0,75   -0,61%
  • IDXV30 132   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 134   -0,95   -0,70%

Gubernur Bank Sentral China Janjikan Kebijakan Berbasis Data untuk Dukung Pemulihan


Senin, 22 September 2025 / 19:52 WIB
Gubernur Bank Sentral China Janjikan Kebijakan Berbasis Data untuk Dukung Pemulihan
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A Chinese national flag flutters outside the headquarters of the People's Bank of China, the Chinese central bank, in Beijing, China April 3, 2014. REUTERS/Petar Kujundzic/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Gubernur Bank Rakyat China (PBOC) Pan Gongsheng menegaskan komitmennya untuk menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter guna menjaga likuiditas, menurunkan biaya pendanaan, serta menopang pemulihan ekonomi.

Dalam konferensi pers Senin (22/9/2025), Pan menekankan bahwa kebijakan moneter China akan berlandaskan pada data domestik dan kondisi ekonomi dalam negeri, meskipun The Federal Reserve pekan lalu memangkas suku bunga.

Baca Juga: Lewat Jalur Arktik, Kapal China Pangkas Pengiriman ke Eropa Hampir Separuh

“Ke depan, kami akan menggunakan secara komprehensif berbagai instrumen kebijakan moneter berdasarkan kondisi makroekonomi dan dinamika yang berkembang,” kata Pan.

Ia menambahkan, pendekatan berbasis data juga menjadi metodologi yang dipakai bank sentral global lain seperti The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB), dan Bank of Japan dalam menentukan arah kebijakan moneter.

Awalnya, Pan menyatakan bahwa agenda konferensi pers kali ini difokuskan pada capaian sektor keuangan dalam periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), bukan pada kebijakan jangka pendek.

Namun, ia kemudian menyinggung arah kebijakan sebagai respons atas pertanyaan wartawan terkait dampak pemangkasan suku bunga The Fed.

China sendiri mempertahankan suku bunga acuan pinjaman (Loan Prime Rate/LPR) tidak berubah untuk bulan keempat berturut-turut pada September, sesuai ekspektasi pasar.

Baca Juga: Empat Bulan Berturut, China Pertahankan Lagi Bunga Acuan Pinjaman

Hal ini menyusul keputusan PBOC pekan lalu yang juga menahan salah satu suku bunga kebijakan utama tetap stabil.

Meski data terbaru menunjukkan momentum ekonomi China mulai melemah, otoritas tampaknya belum terburu-buru meluncurkan stimulus besar.

Analis menilai hal ini dipengaruhi oleh ekspor yang masih tangguh serta reli di pasar saham domestik.

Selanjutnya: Rupiah Diproyeksi Sentuh Rp16.900 per Dolar AS Akhir Tahun, Ini Faktor Penyebabnya

Menarik Dibaca: Film Suzzanna: Santet Dosa di Atas Dosa Rilis Official Teaser Poster




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×