Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Gubernur Bank Rakyat China (PBOC) Pan Gongsheng menegaskan komitmennya untuk menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter guna menjaga likuiditas, menurunkan biaya pendanaan, serta menopang pemulihan ekonomi.
Dalam konferensi pers Senin (22/9/2025), Pan menekankan bahwa kebijakan moneter China akan berlandaskan pada data domestik dan kondisi ekonomi dalam negeri, meskipun The Federal Reserve pekan lalu memangkas suku bunga.
Baca Juga: Lewat Jalur Arktik, Kapal China Pangkas Pengiriman ke Eropa Hampir Separuh
“Ke depan, kami akan menggunakan secara komprehensif berbagai instrumen kebijakan moneter berdasarkan kondisi makroekonomi dan dinamika yang berkembang,” kata Pan.
Ia menambahkan, pendekatan berbasis data juga menjadi metodologi yang dipakai bank sentral global lain seperti The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB), dan Bank of Japan dalam menentukan arah kebijakan moneter.
Awalnya, Pan menyatakan bahwa agenda konferensi pers kali ini difokuskan pada capaian sektor keuangan dalam periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), bukan pada kebijakan jangka pendek.
Namun, ia kemudian menyinggung arah kebijakan sebagai respons atas pertanyaan wartawan terkait dampak pemangkasan suku bunga The Fed.
China sendiri mempertahankan suku bunga acuan pinjaman (Loan Prime Rate/LPR) tidak berubah untuk bulan keempat berturut-turut pada September, sesuai ekspektasi pasar.
Baca Juga: Empat Bulan Berturut, China Pertahankan Lagi Bunga Acuan Pinjaman
Hal ini menyusul keputusan PBOC pekan lalu yang juga menahan salah satu suku bunga kebijakan utama tetap stabil.
Meski data terbaru menunjukkan momentum ekonomi China mulai melemah, otoritas tampaknya belum terburu-buru meluncurkan stimulus besar.
Analis menilai hal ini dipengaruhi oleh ekspor yang masih tangguh serta reli di pasar saham domestik.