kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,99   -12,74   -1.37%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi masa pascapandemi corona, Singapura gelontorkan ratusan triliun rupiah


Minggu, 21 Juni 2020 / 16:06 WIB
Hadapi masa pascapandemi corona, Singapura gelontorkan ratusan triliun rupiah
ILUSTRASI. A woman wearing a protective face mask passes grocery shoppers amid the coronavirus disease (COVID-19) outbreak in Singapore May 15, 2020. REUTERS/Edgar Su


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Singapura akan melakukan investasi besar-besaran dalam inovasi kesehatan pascapandemi Covid-19. Dana yang akan dianggarkan negara Singa ini melampaui stimulus langsung yang digelontorkan untuk membantu pemulihan ekonominya dari dampak pandemi itu.

Seperti dilansir dari Bloomberg, Minggu (21/6), Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa negara itu akan mengalokasi anggaran lebih dari S$ 20 miliar atau setara Rp 203 triliun untuk mendukung penelitian di bidang high impact seperti ilmu kesehatan dan biomedis, perubahan iklim, serta kecerdasan buatan.

Baca Juga: Pejabat India klaim setidaknya 40 tentara China meninggal saat bentrok di perbatasan

Ia menyebut, investasi tersebut merupakan bagian dari rencana penelitian dan pengembangan (research and development/RnD) lima tahun, yang sedang difinalisasi pemerintah Singapura saat ini.

"Semua negara tengah memberikan dukungan dengan segera untuk menemukan perlindungan (terhadap Covid-19). Tetapi kami melangkah lebih jauh, berinvestasi untuk memberikan semau orang batu loncat, sehingga kembali bangkit dan bahkan bisa lebih kuat. Kami tidak pernah berhenti memikirkan hari esok," kata Heng, yang juga merangkap sebagai Menteri Keuangan itu.

Pada Jumat lalu, Singapura mulai memasuki fase kedua pembukaan kembali aktivitas ekonominya setelah berbulan-bulan menerapkan kebijakan lockdown untuk menekan penyebaran Covid-19.

Heng bilang, tugas pemerintah Singapura yang paling mendesak saat ini adalah menciptakan lapangan pekerjaan setelah ekonomi negara itu menghadapi kontraksi terbesar sejak kemerdekaan tahun 1965 dan terjadi rekor penurunan lapangan kerja pada kuartal I. Para pejabat negara itu telah berjanji menciptakan 100.000 pekerjaan baru dan memberi peluang pelatihan untuk membantu meredam dampak pukulan pandemi itu.

Baca Juga: Dikenal dingin dan galak, Kim Yo Jong disiapkan untuk jadi suksesor Kim Jong Un?

Heng menambahkan, pemerintah akan berusaha keras untuk menjaga aliran bisnis tetap berjalan agar lapangan pekerjaan tetap tersedia. Ia bilang, tahun ini merupakan yang pertama kalinya Singapura membiarkan dukungan uang tunai langsung kepada pekerja mandiri dalam skala besar.

Sebagai salah satu negara di dunia yang paling besar menggantungkan ekonominya pada ekspor, Singapura tidak punya pilihan selain mempercepat dua kali lipat agar status perdagangannya keluar dari krisis. "Kita selesai kalau kita terus tutup," tegas Heng.

Heng menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk melakukan investasi infrastruktur, termasuk pengembangan yang lebih hijau dan inisiatif ketahanan pangan. Serangkaian kelompok industri yang dipimpin oleh pemerintah akan mengeksplorasi peluang baru di bidang-bidang seperti robotika, e-commerce dan digitalisasi rantai pasokan.

Baca Juga: Konflik militer China dengan Jepang bisa meletus gara-gara Kepulauan Senkaku

Stimulus yang diberikan Singapura dan investasi yang dijanjikan merupakan kejutan khusus dari negara itu karena selama ini mengelola pengeluaran fiskalnya secara tranditional prudent. Heng mengakui, dirinya tidak pernah memperkirakan akan memasang empat anggaran dengan total S$ 100 miliar hanya dalam 100 hari, dimana lebih dari separuhnya berasal dari cadangan masa lalu.

“Kami sangat berterima kasih kepada generasi kami yang lalu, yang darah, keringat, dan air matanya membuat kami memiliki cadangan keuangan yang dalam ini,” kata Heng.

Ini hanya kedua kalinya Singapura menggunakan simpanan nasionalnya. Pada 2009, pemerintah menerima persetujuan untuk menggunakan cadangan sebesar S$ 4,9 miliar untuk membantu mendanai paket dukungan pemerintah selama krisis keuangan global. Pemerintah membayar kembali jumlah yang ditarik ke cadangan pada 2011 setelah krisis berlalu.

Baca Juga: Kasus corona di India melonjak, New Delhi batalkan cuti staf medis




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×