kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.605   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.153   -85,53   -1,04%
  • KOMPAS100 1.129   -15,68   -1,37%
  • LQ45 806   -13,59   -1,66%
  • ISSI 288   -1,98   -0,68%
  • IDX30 422   -6,44   -1,50%
  • IDXHIDIV20 481   -5,50   -1,13%
  • IDX80 125   -1,86   -1,47%
  • IDXV30 134   -0,30   -0,22%
  • IDXQ30 134   -1,81   -1,33%

Harga Aluminium Sentuh Level Tertinggi Sejak 2022 pada Rabu (22/10)


Rabu, 22 Oktober 2025 / 17:24 WIB
Harga Aluminium Sentuh Level Tertinggi Sejak 2022 pada Rabu (22/10)
ILUSTRASI. Melansir Reuters, kontrak tiga bulan aluminium di London Metal Exchange (LME) menguat 0,9% menjadi US$ 2.805 per ton pada pukul 09.15 GMT, setelah sempat menyentuh US$ 2.821 per ton, tertinggi sejak 9 Juni 2022. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga aluminium naik ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun pada perdagangan Rabu (22/10/2025).

Seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap potensi kekurangan pasokan dan sentimen positif atas kemungkinan tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China.

Baca Juga: Harga Bitcoin Mirip Pola Pasar Kedelai 1970-an, Analis Ini Peringatkan Koreksi 50%

Melansir Reuters, kontrak tiga bulan aluminium di London Metal Exchange (LME) menguat 0,9% menjadi US$ 2.805 per ton pada pukul 09.15 GMT, setelah sempat menyentuh US$ 2.821 per ton, tertinggi sejak 9 Juni 2022.

“Saya rasa kenaikan ini dipicu oleh optimisme terkait pembicaraan dagang serta kondisi pasar yang relatif ketat,” kata Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank di Kopenhagen.

Menurut Hansen, penguatan harga di atas level US$ 2.800 bisa menjadi pijakan baru untuk mendorong harga naik lebih lanjut menuju US$ 2.950 per ton.

Sebelumnya, data menunjukkan bahwa produksi aluminium primer global pada September 2025 naik tipis 0,9% secara tahunan menjadi 6,08 juta ton.

Baca Juga: Harga Emas Terus Terkoreksi ke US$ 4.113 Rabu (22/10) Pagi, Tunggu Data Inflasi AS

Namun, output China produsen aluminium terbesar dunia masih dibatasi oleh kebijakan pemerintah untuk mengendalikan emisi dan konsumsi energi.

“Di luar China, belum banyak pabrik aluminium di Eropa atau Amerika Serikat yang melakukan restart produksi, karena kesulitan mengamankan kontrak listrik jangka panjang dengan harga yang kompetitif,” ujar analis ING Ewa Manthey dalam sebuah catatan riset.

Investor juga menaruh harapan bahwa perang dagang antara AS dan China dapat dihindari, setelah Presiden Donald Trump mengatakan dirinya optimistis dapat mencapai kesepakatan yang adil dengan Presiden Xi Jinping.

Sementara itu, harga tembaga di LME nyaris tidak berubah di level US$ 10.629 per ton, karena pembeli fisik enggan masuk ke pasar setelah lonjakan harga yang sebelumnya didorong oleh aksi spekulan.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Menguat Rabu (22/10) Pagi: Brent ke US$ 61,50 & WTI ke US$ 57,45

“Sebetulnya koreksi kecil pada harga tembaga itu bagus, karena bisa mendorong pembelian nyata dari sektor hilir. Sebelumnya mereka sama sekali tidak mau membeli,” kata seorang pedagang tembaga di Shanghai yang enggan disebutkan namanya.

Di Shanghai Futures Exchange (SHFE), kontrak tembaga paling aktif ditutup melemah tipis 0,13% menjadi 85.420 yuan (US$ 11.992) per ton pada sesi siang.

Untuk logam dasar lainnya, zinc LME naik 0,6% menjadi US$ 3.006 per ton, lead naik 0,3% menjadi US$ 1.991,50, tin menguat 0,7% ke US$ 35.650, sementara nikel turun tipis 0,1% ke US$ 15.155 per ton.

Selanjutnya: Dunia Usaha Diminta Perkuat Dampak Ekonomi ke Daerah

Menarik Dibaca: Cek Tarif Iuran BPJS Kesehatan Terbaru dan Skema Pembayaran Agar Tetap Terjamin


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×