Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Harga baja tulangan di China mencapai titik terendah dalam 3 tahun terakhir per minggu ini. Hal itu juga menandakan pertumbuhan ekonomi China yang lesu, khususnya di sektor properti.
Melansir Reuters, Jumat (26/5), data dari konsultan Mysteel menunjukkan harga baja tulangan HRB400 20mm yang digunakan untuk memperkuat beton bangunan dan infrastruktur turun menjadi 3.510 yuan atau US$ 507,80 per ton di Shanghai pada Kamis (25/5).
Angka tersebut merupakan harga terendah sejak April 2020, bertepatan ketika dimulainya pandemi Covid-19 di China yang membatasi sebagian besar aktivitas industri.
Baca Juga: Bertekad raih laba di 2021, Lionmesh Prima (LMSH) berharap pada penjualan domestik
Penurunan harga itu juga dipicu menurunnya permintaan barang saat musim konstruksi pada Maret dan April 2023. Selain itu, kontrak berjangka baja tulangan juga turun hampir 17% sejak akhir Maret 2023.
"Situasi China cukup buruk. Prospek permintaan baja di China telah memburuk jika dibandingkan tiga bulan yang lalu," kata Wakil Presiden Eksekutif Nippon Steel Corp Jepang, Takahiro Mori.
Sementara itu, Analis di Huatai Futures menuturkan permintaan baja China turun 3,4% pada April 2023 dari tahun sebelumnya. Adapun permintaan sempat naik 8,7% pada Maret 2023. Analis juga menyampaikan permintaan pada Mei 2023 turun 2,5%.
Data dari Biro Statistik Nasional China menunjukkan investasi di sektor properti turun 6,2% secara Year on Year dalam empat bulan pertama tahun ini. Angka itu memburuk dari pencapaian 5,8% pada periode Januari hingga Maret 2023.
Baca Juga: Harga produsen China turun untuk pertama kalinya dalam tiga tahun
Adapun konstruksi baru yang dimulai berdasarkan luas lantai juga mengalami kontraksi 21,2% selama Januari hingga April 2023, jika dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian itu memburuk jika dibandingkan tiga bulan pertama tahun ini yang meraih 19,2%.
"Dampak langkah-langkah stimulus pada sektor properti tidak sebaik sebelumnya. Permintaan mungkin akan menyusut lebih lanjut," ujar analis di Sinolink Securities.
Selain itu, sektor manufaktur China juga secara tidak terduga mengalami kontraksi pada bulan lalu. Catatan Mysteel menerangkan hanya sepertiga dari pabrik-pabrik di China yang saat ini beroperasi menghasilkan keuntungan.