Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak anjlok pada perdagangan hari ini dan menghapus kenaikan yang terjadi di pekan lalu. Sentimen datang karena pemuatan kembali di pusat ekspor utama Rusia, Novorossiysk, setelah penangguhan dua hari di pelabuhan Laut Hitam yang terkena serangan Ukraina.
Senin (17/11/2025) pukul 11.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2026 turun 53 sen atau 0,82% menjadi US$ 63,86 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2025 diperdagangkan pada US$ 59,53 per barel, turun 56 sen, atau 0,93%.
Baca Juga: Ekonomi Thailand Tumbuh 1,2% di Kuartal III-2025, Paling Lambat dalam Empat Tahun
Kedua harga acuan tersebut naik lebih dari 2% pada hari Jumat, mengakhiri pekan ini dengan kenaikan moderat setelah ekspor di Novorossiysk dan terminal Konsorsium Pipa Kaspia di dekatnya dihentikan, yang memengaruhi setara dengan 2% pasokan global.
Pelabuhan Novorossiysk melanjutkan pemuatan minyak pada hari Minggu, menurut dua sumber industri dan data LSEG. Namun, peningkatan serangan Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia tetap menjadi fokus untuk kemungkinan gangguan lebih lanjut.
Militer Ukraina mengatakan pada hari Sabtu bahwa serangan tersebut menghantam kilang minyak Ryazan Rusia, dan Staf Umum Kyiv mengatakan pada hari Minggu bahwa serangan tersebut menghantam kilang minyak Novokuibyshevsk di wilayah Samara, Rusia.
"Investor mencoba mengukur bagaimana serangan Ukraina akan memengaruhi ekspor minyak mentah Rusia dalam jangka panjang, sekaligus mengunci keuntungan setelah reli Jumat lalu," kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di Fujitomi Securities.
"Secara keseluruhan, persepsi kelebihan pasokan dari peningkatan produksi OPEC+ tetap ada," katanya, menambahkan bahwa WTI kemungkinan akan bertahan di dekat US$ 60 per barel, berfluktuasi dalam kisaran US$ 5.
Investor juga memantau dampak sanksi Barat terhadap pasokan dan arus perdagangan Rusia. Amerika Serikat memberlakukan sanksi yang melarang kesepakatan dengan perusahaan minyak Rusia Lukoil dan Rosneft setelah 21 November untuk mendorong Moskow menuju perundingan damai terkait Ukraina.
Baca Juga: Situasi Memanas, Jepang Kirim Utusan Khusus ke China untuk Redakan Ketegangan
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa Partai Republik sedang menggodok undang-undang yang akan menjatuhkan sanksi kepada negara mana pun yang berbisnis dengan Rusia, dan ia mengatakan Iran mungkin akan ditambahkan ke dalam daftar tersebut.
Awal bulan ini, OPEC+ sepakat untuk meningkatkan target produksi Desember sebesar 137.000 barel per hari, sama seperti untuk Oktober dan November. OPEC+ juga sepakat untuk menunda peningkatan produksi pada kuartal pertama tahun depan.
ING mengatakan dalam sebuah laporan bahwa pasar minyak diperkirakan akan tetap surplus besar hingga tahun 2026. Namun, ING memperingatkan akan meningkatnya risiko pasokan karena Ukraina meningkatkan serangan pesawat nirawak terhadap fasilitas energi Rusia dan Iran menyita sebuah kapal tanker di Teluk Oman setelah melewati Selat Hormuz, rute utama untuk sekitar 20 juta barel per hari aliran minyak global.
Data posisi terbaru menunjukkan para spekulan meningkatkan posisi beli bersih mereka di ICE Brent sebesar 12.636 lot selama minggu pelaporan terakhir menjadi 164.867 lot pada Selasa lalu.
Baca Juga: Bahan Baku Makin Langka, Samsung Naikkan Harga Chip Memori Hingga 60%
ING menyatakan hal ini terutama didorong oleh short-covering dan mengindikasikan beberapa peserta enggan melakukan short saat ini di tengah risiko pasokan terkait ketidakpastian sanksi.
Jumlah rig pengeboran minyak di Amerika Serikat naik tiga menjadi 417 dalam pekan yang berakhir 14 November, menurut data dari perusahaan jasa minyak Baker Hughes pada hari Jumat.













