kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Minyak Ditutup Turun 1%, Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga Membayangi


Selasa, 11 Juli 2023 / 06:12 WIB
Harga Minyak Ditutup Turun 1%, Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga Membayangi
ILUSTRASI. harga minyak mentah acuan sama-sama ditutup 1% di awal pekan ini


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Harga minyak turun 1% pada awal pekan ini, di tengah meningkatnya kemungkinan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS). Tetapi, pemotongan pasokan minyak mentah dari eksportir minyak utama Arab Saudi dan Rusia membatasi kerugian.

Senin (10/7), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2023 ditutup turun 78 sen atau 1% ke US$ 77,69 per barel, setelah menyentuh level tertingginya dalam lebih dari dua bulan pada sesi sebelumnya.

Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2023 ditutup turun 87 sen atau 1,2% menjadi US$ 72,99 per barel.

"Pedagang sangat gugup tentang suku bunga yang lebih tinggi, yang dapat mematikan permintaan dengan sangat cepat," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial, menambahkan bahwa beberapa investor juga terlibat dalam aksi ambil untung setelah kenaikan pekan lalu.

Kedua tolok ukur harga minyak mentah naik lebih dari 4,5% pada pekan lalu setelah Arab Saudi dan Rusia mengumumkan pengurangan produksi baru. itu membuat total pengurangan oleh grup OPEC+ menjadi sekitar 5 juta barel per hari (bpd), atau sekitar 5% dari permintaan minyak global.

Baca Juga: Harga Minyak Memanas, Cermati Saham Pilihan Analis

Di sisi lain, Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly pada hari Senin mengulangi bahwa dia yakin dua kenaikan suku bunga lagi tahun ini kemungkinan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi yang masih terlalu tinggi. Sementara, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester juga mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih banyak.

Suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (7/7) lalu kenaikan pekerjaan bulanan terkecil dalam 2,5 tahun bersama dengan pertumbuhan upah yang kuat. Data memperkuat kemungkinan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga pada pertemuan akhir bulan ini.

Sementara itu, harga gerbang pabrik China turun pada laju tercepat dalam lebih dari 7 tahun pada bulan Juni, menurut data pemerintah, menunjukkan perlambatan pemulihan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Namun, permintaan minyak dari China dan negara berkembang, dikombinasikan dengan pengurangan pasokan OPEC+, kemungkinan akan membuat pasar tetap ketat pada paruh kedua tahun ini meskipun ekonomi global sedang lesu, kata kepala Badan Energi Internasional (IEA).

Pasar juga fokus pada rilis data Indeks Harga Konsumen AS, laporan inflasi utama, dan sejumlah laporan ekonomi dari China akhir pekan ini untuk memastikan permintaan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×