Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia melemah untuk hari kedua berturut-turut pada Kamis (13/11/2025), setelah laporan industri menunjukkan kenaikan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS), konsumen minyak terbesar di dunia.
Data tersebut memperkuat kekhawatiran bahwa pasokan global masih berlebih dibandingkan permintaan bahan bakar saat ini.
Melansir Reuters, kontrak Brent turun 3 sen atau 0,03% menjadi US$62,69 per barel pada pukul 02.34 GMT, setelah anjlok 3,8% di sesi sebelumnya.
Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) melemah 5 sen atau 0,09% ke US$58,44 per barel, melanjutkan penurunan 4,2% pada Rabu.
Baca Juga: Mata Uang Asia Bergerak Tipis Kamis (13/11) Pagi, Rupiah Melemah Paling Dalam
Sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute (API) pada Rabu menyebutkan, stok minyak mentah AS naik 1,3 juta barel dalam sepekan yang berakhir 7 November. Namun, persediaan bensin dan distilat dilaporkan menurun.
Penurunan harga lebih dari US$2 per barel pada Rabu juga dipicu oleh laporan bulanan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memproyeksikan pasokan minyak global akan sedikit melebihi permintaan pada 2026, berbalik dari proyeksi sebelumnya yang memperkirakan defisit pasokan.
“Sinyal surplus pasokan dari OPEC memicu kembali sentimen bearish yang sempat tertahan di sesi sebelumnya. Sementara itu, kenaikan stok minyak AS menambah tekanan, mendorong harga minyak terus melemah pada Kamis pagi,” kata Yang An, analis di Haitong Securities.
OPEC memperkirakan surplus tersebut terjadi akibat peningkatan produksi dari aliansi OPEC+, yang mencakup negara anggota OPEC serta mitra seperti Rusia.
Baca Juga: Harga Emas Turun Tipis dari Level Tertinggi 3 Pekan Kamis (13/11) Pagi
Laporan resmi Energy Information Administration (EIA) AS akan dirilis pada Kamis malam waktu setempat.
Dalam survei Reuters terhadap sembilan analis menjelang rilis data tersebut, rata-rata memperkirakan stok minyak mentah AS naik sekitar 2 juta barel.
Laporan lain pada Rabu juga menambah tekanan di pasar minyak.
Dalam Short-Term Energy Outlook, EIA menyatakan produksi minyak AS tahun ini akan mencetak rekor lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
EIA juga memperkirakan persediaan minyak global akan terus meningkat hingga 2026 karena produksi tumbuh lebih cepat dibandingkan permintaan bahan bakar minyak, menambah tekanan pada harga.
Baca Juga: Yen Tertekan Kamis (13/11), Bursa Global Menguat Seiring Berakhirnya Shutdown AS
Sentimen bearish juga tercermin dari perubahan struktur pasar WTI pada Rabu, di mana harga spot turun di bawah harga kontrak pengiriman enam bulan mendatang — kondisi yang dikenal sebagai contango. Pola ini biasanya menandakan lemahnya permintaan jangka pendek atau ekspektasi kelebihan pasokan di bulan-bulan berikutnya.
Pada Kamis pagi, kontrak WTI bulan depan tercatat dengan diskon 18 sen terhadap kontrak enam bulan ke depan.













