kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga minyak nabati diramalkan naik US$ 50 - US$ 100 per ton


Minggu, 20 Januari 2019 / 10:00 WIB
Harga minyak nabati diramalkan naik US$ 50 - US$ 100 per ton


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Harga minyak nabati, termasuk minyak kelapa sawit diperkirakan akan naik  sebesar US$ 50 - US$ 100 per ton pada Juni 2019 mendatang.  Hal itu dikatakan Chairman of commodities consultancy LMC Internationali James Fry seperti dilaporkan Reuters.

Dalam presentasinya, Fry mengatakan, harga minyak sawit mentah dan minyak nabati lainnya sangat tergantung pada prospek stok minyak kelapa sawit. Menurut penelitiannya, stok minyak sawit akan turun pada pertengahan tahun ini, kondisi ini berpotensi mengangkat harga minyak sawit premium di atas harga Brent, terutama karena Indonesia konsisten mempertahankan penggunaan biodiesel untuk dicampur solar.

"Jika ini terjadi, ada kenaikan US$ 50 -US$ 100 per ton untuk harga minyak pada Juni nanti," ujar Fry yang juga seorang analis industri. Ia menambahkan, tolok ukur minyak mentah menjadi dasar bagi kenaikan harga minyak nabati.

Harga minyak kelapa sawit mengalami penurunan dan mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir pada bulan November dan Desember tahun lalu. Namun bila merujuk data harga terbaru, harga minyak sawit tercatat naik sebesar 1,1% menjadi 2.223 ringgit  (US$ 540,88) per ton pada perdagangan Jumat malam.

Stok minyak sawit di Asia Tenggara mencapai rekor tertinggi pada tahun lalu di tengah lemahnya permintaan pasar global. Namun stok tersebut diprediksi akan terus berkurang dalam beberapa bulan mendatang sejalan dengan tren produksi musiman dimana pada awal tahun biasanya produksi sawit rendah.

Stok minyak sawit Indonesia, produsen utama minyak sawit dunia,  mencapai 3,9 juta ton pada bulan November. Stok tersebut turun setelah mencapai puncaknya hampir 5 juta ton pada bulan Juli. Produsen minyak sawit terbesar kedua Malaysia mencatat stok tertinggi sebesar 3,2 juta ton pada bulan Desember.

Dalam upaya meningkatkan konsumsi minyak sawit, Indonesia memberlakukan program B20 pada bulan September 2018. Dengan kebijakan ini semua bahan bakar diesel wajib mengandung biodiesel sebesar 20%.

Pada sebuah konferensi industri di Malaysia pada Kamis lalu, Kepala LMC Interantional untuk Asia Tenggara Julian McGill mengatakan, harga minyak sawit mentah diperkirakan akan naik dikisaran  2.200 dan 2.300 ringgit per ton pada bulan Juni mendatang seiring penurunan produksi dan stok sawit.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×