kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.602   0,00   0,00%
  • IDX 8.071   155,64   1,97%
  • KOMPAS100 1.118   27,14   2,49%
  • LQ45 798   26,02   3,37%
  • ISSI 284   2,14   0,76%
  • IDX30 416   15,16   3,78%
  • IDXHIDIV20 471   18,04   3,98%
  • IDX80 124   2,94   2,43%
  • IDXV30 132   3,64   2,83%
  • IDXQ30 132   4,81   3,78%

Harga Minyak Turun Senin (20/10) Pagi: Brent ke US$61,05 dan WTI ke US$57,33


Senin, 20 Oktober 2025 / 09:08 WIB
Harga Minyak Turun Senin (20/10) Pagi: Brent ke US$61,05 dan WTI ke US$57,33
ILUSTRASI. An oil pump jack pumps oil in a field near Calgary, Alberta, July 21, 2014. Pump jacks are used to pump crude oil out of the ground after an oil well has been drilled. REUTERS/Todd Korol


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia tergelincir pada perdagangan Senin (20/10/2025), tertekan oleh kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan global serta meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi dan pelemahan permintaan energi.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent turun 24 sen atau 0,4% menjadi US$61,05 per barel pada pukul 00.32 GMT.

Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat turun 21 sen atau 0,4% ke posisi US$57,33 per barel, menghapus kenaikan yang dicatat pada akhir pekan lalu.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Lesu, Emiten Petrokimia Bisa Melaju

Kedua acuan harga minyak tersebut sudah turun lebih dari 2% sepanjang pekan lalu, menandai penurunan mingguan ketiga berturut-turut.

Pelemahan ini sebagian dipicu oleh prospek kelebihan pasokan global pada 2026 yang dirilis oleh International Energy Agency (IEA).

“Tekanan jual terjadi akibat kekhawatiran kelebihan pasokan dari peningkatan produksi negara-negara produsen minyak, bersamaan dengan kekhawatiran perlambatan ekonomi akibat memanasnya ketegangan dagang AS–China,” ujar analis Fujitomi Securities, Toshitaka Tazawa.

Tazawa menambahkan, meningkatnya tekanan AS terhadap pembeli minyak Rusia dan ketidakpastian menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin juga menambah kehati-hatian investor.

Baca Juga: Terapkan Teknologi Ini, Elnusa Catat Peningkatan Produksi 2 Sumur di PHR Zona 1

Pekan lalu, Kepala Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memperingatkan bahwa ketegangan dagang yang meningkat antara AS dan China dapat memangkas output ekonomi global hingga 7% dalam jangka panjang jika kedua negara benar-benar memutuskan hubungan ekonomi.

AS dan China, dua konsumen minyak terbesar dunia, kembali saling mengenakan biaya tambahan di pelabuhan bagi kapal pengangkut kargo antar kedua negara, langkah saling balas yang berpotensi mengganggu arus perdagangan global.

Sementara itu, Trump dan Putin sepakat untuk menggelar pertemuan puncak baru membahas perang di Ukraina, di tengah tekanan Washington terhadap India dan China untuk menghentikan pembelian minyak Rusia.

Setelah bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Gedung Putih, Trump bahkan mendesak kedua pihak untuk “segera mengakhiri perang,” meski hal itu berpotensi membuat Ukraina kehilangan sebagian wilayahnya.

Baca Juga: Harga Minyak Melemah Hampir 3% Sepekan, Ketegangan Global Mereda dan Pasokan Melimpah

Di sisi pasokan, perusahaan energi AS menambah jumlah rig minyak dan gas untuk pertama kalinya dalam tiga minggu terakhir, menurut laporan mingguan Baker Hughes pada Jumat lalu indikasi adanya potensi peningkatan produksi di periode mendatang.

Selanjutnya: Grafik Harga Emas Antam Hari Ini (20 Oktober 2025), Naik atau Turun?

Menarik Dibaca: Kenapa Seseorang Melakukan Bullying ya? Ini Penyebab dan Tips Mencegah Perundungan




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×