Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Harga telur yang dijual di toko-toko AS masih mahal, bahkan saat biaya grosir menurun dalam beberapa minggu terakhir.
Mengutip Yahoo Finance, harga satu lusin telur putih besar mencapai rekor tertinggi US$ 6,23 atau Rp 104.738 (kurs Rp 16.810) pada bulan Maret. Angka ini naik dari rekor tertinggi sebelumnya di posisi US$ 5,90 pada bulan Februari.
"Harga grosir naik pada bulan Februari, jadi harga eceran yang lebih tinggi pada bulan Maret tampaknya tidak mengejutkan. Penurunan harga grosir benar-benar dimulai pada bulan Maret, jadi mungkin laporan berikutnya akan memiliki beberapa harga yang lebih rendah," kata profesor Universitas Texas A&M David Anderson kepada Yahoo Finance.
Harga telur menyebabkan inflasi makanan di rumah secara keseluruhan lebih tinggi, naik 2,4% dari tahun ke tahun, menurut data CPI terbaru.
Barang lain yang terus naik termasuk kopi instan dan daging sapi giling mentah.
Anderson menjelaskan bahwa harga daging sapi yang lebih tinggi memiliki beberapa "musim yang bekerja."
"Bagi sebagian dari kita, musim memanggang sudah tiba, dan untuk steak dan daging sapi giling, hal itu mungkin menyebabkan harga naik," katanya.
Baca Juga: APINDO Sebut Amerika Terancam Kena Inflasi Tinggi Imbas Kebijakan Tarif Impor Trump
Inflasi telur melonjak 60,4% dibandingkan tahun lalu dan 5,9% secara bulanan. Itu adalah kenaikan terkecil dalam beberapa bulan terakhir, dibandingkan dengan kenaikan 10,4% dan 15,2% pada bulan-bulan sebelumnya.
Inflasi makanan secara keseluruhan naik 3,0% dari tahun ke tahun, didorong oleh kenaikan 5,6% pada makanan di luar rumah.
Mungkin perlu waktu sebelum pecinta telur dadar mendapatkan sedikit kelegaan. Selama tiga minggu terakhir, harga grosir telah turun menjadi US$ 3,26 untuk selusin telur dari lebih dari US$ 6,80 pada awal Maret, menurut laporan USDA pada tanggal 4 April.
Badan tersebut mengatakan bahwa permintaan yang lebih rendah di antara konsumen membantu meningkatkan pasokan, dan konsumen sekali lagi melihat rak-rak yang terisi penuh.
Kevin Bergquist dari Wells Fargo mengatakan kepada Yahoo Finance bahwa harga akan terus
bergejolak.
"Dengan semakin dekatnya Paskah, kami perkirakan harga telur akan terus naik sementara banyak orang masih akan memilih telur mengingat tradisi liburan, tetapi setelah liburan pembelian bisa menurun," jelasnya.
Baca Juga: Inflasi AS Mereda di Februari, Tapi Ancaman Tarif Impor Masih Mengintai