Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga melonjak ke rekor tertinggi pada Jumat (5/12/2025), setelah Citi menaikkan proyeksi harga logam tersebut.
Sementara pelemahan dolar AS turut memberikan dukungan menjelang keputusan pemangkasan suku bunga The Fed yang diantisipasi pekan depan.
Melansir Reuters, harga tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 1,5% menjadi US$11.616 per ton pada sesi open outcry resmi. Sebelumnya harga sempat melesat hingga 2,2% ke rekor sepanjang masa US$11.705.
Tembaga LME berada di jalur mengakhiri pekan ini dengan kenaikan 3,8%, dan telah menguat lebih dari 30% sepanjang 2025.
Baca Juga: Akibat Krisis Penerbangan IndiGo, Pengantin di India Terpaksa Gelar Resepsi Virtual
“Menurut saya, kenaikan tembaga ini terjadi secara perlahan namun konsisten. Dana-dana besar mulai masuk karena mereka melihat potensi kekurangan pasokan,” ujar analis SP Angel, John Meyer, merujuk pada serangkaian gangguan suplai di tambang-tambang utama.
Citi memperkirakan harga tembaga terus menanjak hingga awal tahun depan dan rata-rata sekitar US$13.000 pada kuartal II 2026, naik dari proyeksi Oktober sebesar US$12.000.
Dalam skenario bullish, target harga bank tersebut juga dinaikkan menjadi US$15.000 dari sebelumnya US$14.000.
Bank tersebut mengatakan harga akan tetap didukung oleh pembelian berbasis makro oleh investor yang bersiap menghadapi skenario soft landing ekonomi AS, serta kekurangan pasokan yang semakin melebar.
“Ada momentum cerita besar di tembaga, dan proyeksi seperti ini mendorong lebih banyak dana besar masuk,” kata Meyer.
Citi juga mencatat potensi pengetatan pasokan tambahan dari aktivitas penimbunan di AS terkait arbitrase COMEX–LME.
Baca Juga: SpaceX Pindahkan 1.083 Bitcoin Senilai Rp1,6 Triliun, Ada Apa?
Meski demikian, premi kontrak tembaga LME cash atas kontrak tiga bulan turun menjadi US$24 per ton dari sekitar US$88 pada Rabu, menandakan kebutuhan jangka pendek yang lebih longgar.
Di China, persediaan tembaga di Shanghai Futures Exchange turun 9,2% dari pekan sebelumnya menjadi 88.905 ton.
Untuk logam lainnya, aluminium turun 0,4% menjadi US$2.892,50 per ton, sementara timah melemah 0,9% ke US$40.000.
Harga timbal naik tipis 0,1% menjadi US$2.016, nikel menguat 0,1% ke US$14.915, dan seng bergerak datar di US$3.091 setelah sempat menyentuh US$3.125, level tertinggi dalam hampir setahun.













