kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harta amblas US$ 15 miliar, orang-orang terkaya Hong Kong serukan stop aksi demo


Selasa, 20 Agustus 2019 / 07:45 WIB
Harta amblas US$ 15 miliar, orang-orang terkaya Hong Kong serukan stop aksi demo
ILUSTRASI. Aksi protes di Hong Kong yang sudah berlangsung selama 10 minggu membuat harta 10 orang terkaya amblas US$ 15 miliar.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Aksi protes di Hong Kong sudah berlangsung selama sekitar 10 minggu dan belum ada tanda-tanda mau berakhir. Demonstrasi itu menganggu aktivitas ekonomi mengganggu penerbangan di bandara, dan menyebabkan volatilitas di pasar saham. Anjloknya pasar saham Hong Kong membuat nilai kekayaan miliarder Hong Kong tergerus.

Menurut perkiraan Financial Times, nilai kekayaan 10 warga terkaya Hong Kong hangus lebih dari US$ 15 miliar sejak demonstrasi merebak di Hong Kong.

Harta orang terkaya se-Hong Kong Li Ka-Shing, contohnya, menyusut US$ 3 miliar sejak Juli 2019 lalu, menurut hitungan Financial Times yang dikutip Business Insider. Sering disebut "Superman," miliarder berusia 90 tahun itu sekarang memiliki kekayaan bersih US$ 27 miliar.

Baca Juga: Demo Hong Kong menjalar ke Australia

Menurut Forbes, Li, lahir di China tetapi pindah ke Hong Kong pada tahun 1940 untuk melarikan diri dari invasi Jepang. Ia memulai kariernya sebagai pekerja pabrik. Dia memupuk kekayaan dari bisnis pengembang real-estate dan investor pada operator pelabuhan dan operator telepon seluler CK Hutchison Holdings.

Makin memanasnya demo di Hong Kong membuat Li Ka-Shing dan sejumlah miliarder lain menyerukan diakhiri aksi protes tersebut.

The South China Morning Post melaporkan, Li bahkan mengeluarkan iklan di koran-koran lokal Hong Kong yang menyerukan diakhirinya protes pada 15 Agustus 2019 lalu. Iklan tersebut berisi pesan, "Hentikan kemarahan dan kekerasan atas nama cinta,". Iklan ini ditandatangani langsung oleh Li Ka-shing.

Baca Juga: Dampak karyawan dukung demo Hong Kong, CEO Cathay Pacific mengundurkan diri

Miliarder yang juga pengembang real estat Peter Woo juga menyerukan penghentian aksi demonstrasi. "Sudah waktunya untuk berpikir secara mendalam. Melawan RUU ekstradisi adalah 'pohon besar' dari gerakan ini. Seruan besar satu-satunya ini telah diterima oleh pemerintah, jadi pohon ini tumbang,” ujarnya.

Lebih dari US$ 1 kekayaan pribadi Woo amblas sejak aksi protes dimulai, menurut Bloomberg. Harta kekayaan Woo sekarang bernilai US$ 11 miliar. Menurut Bloomberg Billionaire Index, Woo merupakan orang terkaya kedelapan di Hong Kong.

Swire Pacific, pemilik maskapai Cathay Pacific, maskapai Hong Kong juga merilis pernyataan pada 13 Agustus yang menyerukan diakhirinya "kegiatan ilegal dan perilaku kekerasan."

"Swire Pacific sangat prihatin dengan kekerasan dan gangguan yang sedang berlangsung yang berdampak pada Hong Kong," kata konglomerat yang bermarkas di Hong Kong itu dalam pernyataannya.

Baca Juga: Insiden Lapangan Tiananmen tidak akan terulang jika China bergerak ke Hong Kong

Perusahaan juga mengatakan mendukung penegakan hukum dan langkah Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam dalam upaya memulihkan hukum dan ketertiban.

Pengembang real-estate Sun Hung Kai Properties yang dimiliki keluarga Kwoks, juga menyerukan diakhirinya kerusuhan. "Serangkaian tindakan kekerasan baru-baru ini untuk menantang supremasi hukum telah merusak ekonomi Hong Kong dan secara serius mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga negara," demikian pernyataan Sun Hung Kai Properties. Harta kekayaan keluarga Kwok mencapai US$ 40,4 miliar, menurut data Forbes.

Kekayaan para miliarder Hong Kong memang sangat sensitif terhadap volatilitas pasar. Maklum, kebanyakan perusahaan yang mereka miliki sudah tercatat di bursa saham.

Baca Juga: Perbankan Hong Kong mengeluarkan sinyal merah menyala

Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Hong Kong mulai Juli 2019 lalu menolak RUU ekstradisi dengan China daratan. Namun aksi demo kemudian berubah menjadi gerakan reformasi.

Para pengunjuk rasa bahkan sempat memblokir pintu keberangkatan di bandara Hong Kong pada 13 Agustus, menyebabkan ratusan penerbangan dibatalkan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×