Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lebih dari 2,5 miliar pengguna Gmail telah diperingatkan mengenai ancaman penipuan siber canggih yang memungkinkan peretas mencuri data perbankan dan informasi pribadi.
Dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), para pelaku kejahatan dunia maya semakin canggih dalam melancarkan aksi mereka, menggunakan email dan panggilan telepon realistis untuk menipu korban.
Modus Operandi: Kombinasi AI dan Teknik Phishing Canggih
Menurut laporan terbaru, scammer menggunakan AI untuk membuat panggilan telepon yang terdengar sangat meyakinkan, lalu mengirim email yang tampak sah dan profesional. Email ini akan mengarah ke situs web yang menyerupai halaman resmi Google, tetapi sebenarnya adalah situs palsu (phishing link).
Jika pengguna mengklik tautan tersebut, peretas dapat mengakses informasi pribadi, termasuk data keuangan, kata sandi, serta identitas digital korban.
Baca Juga: Penyimpanan Gmail Penuh? Atasi dengan 6 Cara Berikut
Spencer Starkey, Wakil Presiden SonicWall, menegaskan bahwa perusahaan teknologi seperti Google harus selalu waspada terhadap ancaman siber yang terus berkembang.
"Para peretas terus mengembangkan teknik dan prosedur baru untuk mengeksploitasi celah keamanan serta melewati sistem perlindungan. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki strategi keamanan siber yang fleksibel dan proaktif," jelasnya dikutip Unilad.
Hal senada juga disampaikan oleh Robert Tripp dari FBI, yang sebelumnya telah memperingatkan bahwa AI kini digunakan untuk membuat pesan suara, video, dan email yang sangat meyakinkan guna mendukung aksi penipuan.
Menurutnya, taktik canggih ini dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar, merusak reputasi korban, serta membahayakan data sensitif mereka.
Kesaksian Korban: "Scam Ini Sangat Meyakinkan"
Sam Mitrovic, salah satu korban yang nyaris tertipu, mengungkapkan pengalamannya:
"Penipuan seperti ini semakin canggih, lebih meyakinkan, dan dijalankan dalam skala yang lebih besar. Orang-orang sibuk dan tak sempat berpikir panjang. Saya hampir tertipu karena skenario ini terlihat begitu asli."
Bahkan Zach Lata, pendiri Hack Club, juga hampir menjadi korban. Ia mengungkapkan bahwa metode yang digunakan oleh para peretas sebenarnya cukup sederhana, tetapi dikemas dengan cara yang sangat meyakinkan sehingga banyak orang mudah terjebak.
Baca Juga: Cara Membuat Alamat Email Baru Gmail dengan HP dan Laptop
Langkah Perlindungan: Bagaimana Agar Tidak Menjadi Korban?
FBI dan para pakar keamanan merekomendasikan beberapa langkah untuk melindungi diri dari serangan siber ini:
- Waspada terhadap pesan mendesak
Jika menerima email atau panggilan yang mendesak Anda untuk segera memberikan informasi sensitif atau mentransfer uang, jangan langsung percaya.
- Periksa keaslian situs web
Jangan langsung mengeklik tautan dalam email. Ketik alamat situs secara manual di browser untuk memastikan Anda mengakses situs resmi.
- Gunakan otentikasi multi-faktor (MFA)
Tambahkan lapisan keamanan tambahan dengan mengaktifkan MFA di akun Gmail dan layanan penting lainnya.
- Jangan percaya begitu saja pada panggilan suara
Karena AI dapat meniru suara manusia dengan sangat akurat, verifikasi identitas penelepon melalui metode lain, seperti menghubungi balik nomor resmi perusahaan yang bersangkutan.
- Edukasi karyawan dan keluarga
Jika Anda memiliki bisnis atau keluarga yang sering bertransaksi online, pastikan mereka memahami bahaya phishing dan cara mendeteksi ancaman siber.