Sumber: IRNA | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - TEHRAN - Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem mengatakan bahwa rezim Israel telah gagal dalam tujuannya untuk menghancurkan gerakan perlawanan di Timur Tengah. Mereka menekankan bahwa Hizbullah tidak akan pernah menyerah.
"Kami telah menggagalkan tujuan musuh untuk menghancurkan perlawanan. Kami menggusur para pemukim... tidak mungkin bagi kami untuk menyerah atau tunduk pada penghinaan, dan ini tidak mungkin bagi gerakan Perlawanan Hizbullah," kata Sheikh Qassem pada hari Sabtu, seperti dikutip dari TV Al-Manar Lebanon.
Dia juga mengatakan bahwa Hizbullah muncul sebagai pemenang karena rezim Israel gagal mencapai tujuan utamanya, yaitu untuk memusnahkan gerakan tersebut dan mengembalikan para pemukim ke rumah mereka di wilayah pendudukan utara tanpa perjanjian gencatan senjata.
Baca Juga: Klaim Hizbullah: Sudah Menyerang 4.637 Balasan, Tewaskan 130 Tentara Israel
Perlawanan bukanlah masalahnya, katanya, seraya menambahkan bahwa agresi rezim Israel adalah masalahnya. Musuh memahami bahwa mereka tidak memiliki prospek untuk menghadapi Hizbullah, dan itulah sebabnya mereka menyetujui gencatan senjata untuk menghentikan agresinya di Lebanon, kata Sheikh Qassem.
Ia juga mengatakan bahwa Hizbullah tetap sabar menghadapi ratusan pelanggaran gencatan senjata oleh Israel untuk membantu melaksanakan kesepakatan dan menahan diri agar tidak menjadi penghalang bagi kesepakatan tersebut.
“Kami menangkis agresi terhadap Lebanon, dan melumpuhkan musuh di perbatasan dengan ketangguhan para pejuang [kami] dan dukungan rakyat. Jika para pejuang perlawanan tidak teguh, Israel akan mencapai Beirut dan memulai rencana-rencana berikutnya termasuk perluasan permukiman,” kata pemimpin Hizbullah itu lebih lanjut, seraya menambahkan bahwa rezim Israel ingin menghancurkan perlawanan apa pun terhadap rencana ekspansionisnya di seluruh wilayah Asia Barat.
Baca Juga: Netanyahu: Kami akan Terus Menyarang Hizbullah Tanpa Ampun
Sheikh Qassem juga menyinggung perkembangan terbaru di Suriah di mana pemerintahan Bashar al-Assad digulingkan seminggu lalu oleh kelompok-kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Ia mengatakan bahwa kelompok-kelompok tersebut tidak dapat diadili sampai situasi menjadi stabil di Suriah dan mereka mengambil sikap yang jelas, sambil berharap agar pemerintahan yang inklusif dibentuk di Suriah, yang akan menganggap Israel sebagai musuh. Ia juga mengatakan dengan jatuhnya pemerintahan Assad, Hizbullah kehilangan rute untuk mendapatkan bantuan militer melalui Suriah, tetapi yang penting adalah perlawanan akan terus berlanjut.