Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Hong Kong akan melonggarkan aturan dan meluncurkan skema percontohan tokenisasi untuk mendorong perdagangan serta investasi aset digital.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah kota tersebut untuk memperkuat posisinya sebagai pusat utama fintech dan aset digital global.
Kepala Eksekutif Securities and Futures Commission (SFC), Julia Leung, mengatakan pada konferensi Hong Kong Fintech Week, Senin (3/1/20251), bahwa lembaganya akan melonggarkan aturan bagi platform perdagangan aset virtual berlisensi lokal atau Virtual Asset Trading Platform (VATP).
Baca Juga: Harga Emas Stabil, Tertekan Dolar AS dan Meredanya Ketegangan Perdagangan AS-China
Mulai Senin, VATP diizinkan untuk berbagi global order book dengan afiliasi mereka di luar negeri.
Sebelumnya, peraturan mewajibkan order book yakni daftar pesanan jual beli aset digital untuk sepenuhnya ditempatkan di Hong Kong.
Pelonggaran ini diharapkan dapat memperluas akses likuiditas global bagi pelaku industri.
Selain itu, VATP kini juga dapat menyalurkan aset virtual dan stablecoin yang diatur oleh otoritas Hong Kong meski belum memiliki rekam jejak 12 bulan, asalkan distribusinya ditujukan bagi investor profesional. Aturan sebelumnya mewajibkan riwayat minimum satu tahun.
Penyesuaian regulasi ini dilakukan saat Hong Kong mempercepat langkah untuk bersaing dengan Singapura dan Amerika Serikat dalam menarik investasi digital, sekaligus memperkuat statusnya sebagai pusat keuangan berbasis teknologi.
Baca Juga: Aktivitas Manufaktur Asia Lesu pada Oktober 2025, Tekanan Ekspor ke AS Masih Terasa
Di sisi lain, sektor keuangan Hong Kong secara keseluruhan juga akan diuntungkan oleh meningkatnya investasi pada transformasi digital dan tokenisasi, menurut otoritas moneter setempat.
Hong Kong Monetary Authority (HKMA) pada hari yang sama meluncurkan peta jalan “Fintech 2030”, dengan fokus pada data, kecerdasan buatan (AI), ketahanan sistem keuangan, dan tokenisasi.
Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, HKMA akan mengembangkan sandbox Ensemble untuk memungkinkan transaksi bernilai nyata menggunakan deposito dan aset digital yang telah ditokenisasi.
“Kami akan mulai menginkubasi kasus penggunaan nyata di mana deposito tokenisasi menawarkan keuntungan signifikan, dimulai dengan reksadana pasar uang yang telah ditokenisasi,” ujar Eddie Yue, Kepala Eksekutif HKMA, dalam forum yang sama.
Baca Juga: Token Aster Terbang Setelah Pendiri Binance Changpeng Zhao Umumkan Pembelian
Menurut Yue, momentum transformasi digital di Hong Kong didorong oleh besarnya investasi teknologi, dengan total belanja yang diproyeksikan mencapai lebih dari HK$100 miliar (sekitar US$12,9 miliar) per tahun selama tiga tahun ke depan.
Sepanjang tahun ini, Hong Kong telah menyaksikan maraknya peluncuran produk reksa dana pasar uang dolar Hong Kong dan dolar AS dalam bentuk tokenisasi, mencerminkan tren global menuju aset digital yang dapat menghasilkan imbal hasil.
Produk-produk tokenisasi semakin populer dan menarik aliran dana besar, seiring semakin meluasnya penggunaan mata uang digital.
CEO HSBC Georges Elhedery mengatakan, produk emas tokenisasi yang diluncurkan di Hong Kong kini menjadi produk terbesar ketiga di dunia dalam kategori tersebut, dengan “adopsi masif dari pelanggan ritel.”
Baca Juga: Dua Raksasa Teknologi Ini Segera Menyusul Apple dan Nvidia Jadi Klub US$2 Triliun
Sementara itu, CEO Standard Chartered, Bill Winters, menambahkan bahwa masa depan sistem keuangan akan sepenuhnya berbasis blockchain.
“Keyakinan kami, yang juga sejalan dengan pandangan pemerintah Hong Kong, adalah bahwa hampir semua transaksi nantinya akan diselesaikan di blockchain, dan seluruh uang akan berbentuk digital,” ujar Winters.


 
 
 
 
 
 










