kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Horor! Angka kematian Covid-19 di India melampaui 200.000 jiwa


Kamis, 29 April 2021 / 05:32 WIB
Horor! Angka kematian Covid-19 di India melampaui 200.000 jiwa
ILUSTRASI. Suasana kremasi massal mereka yang meninggal dunia akibat penyakit virus corona (COVID-19) di sebuah krematorium di New Delhi, India. REUTERS/Adnan Abidi


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Horor. Satu kata ini bisa menggambarkan bagaimana kondisi terkini penyebaran Covid-19 di India. Di negara itu, pada Rabu (28/4/2021), angka kematian telah mencapai angka melampaui 200.000 jiwa. Selain itu, tekanan terhadap rumah sakit di seleuruh India juga tidak menunjukkan tanda-tanda mereda akibat gelombang kedua Covid-19.

Melansir BBC, jumlah korban sebenarnya diperkirakan jauh lebih besar, seiring banyaknya korban yang tidak tercatat secara resmi.

Pasokan oksigen masih sangat rendah di seluruh negeri, di mana pasar gelap menjadi satu-satunya pilihan bagi sebagian orang.

Yang menyedihkan, krematorium beroperasi tanpa henti, dengan menggunakan tumpukan kayu di tempat parkir mobil.

Baca Juga: Tambah B.1.617 India, WHO tetapkan 10 varian virus corona berstatus VoC dan VoI

Setidaknya ada 300.000 infeksi baru setiap hari dalam seminggu terakhir, dengan lebih dari 360.000 kasus baru dalam 24 jam terakhir pada hari Rabu. Secara keseluruhan, lebih dari 17,9 juta kasus telah terdaftar di India.

Data kematian di India buruk dan kematian di rumah sering kali tidak terdaftar, terutama di daerah pedesaan. Bahkan ada laporan, jurnalis menghitung sendiri jenazah di kamar mayat agar mendapatkan jumlah yang lebih akurat.

Baca Juga: India menggunakan masjid sebagai bangsal di tengah krisis kesehatan akibat Covid-19

Di Uttar Pradesh, pejabat kesehatan mengatakan 68 orang telah meninggal pada satu hari awal bulan ini di seluruh negara bagian. Tetapi sebuah surat kabar Hindi menunjukkan bahwa para pejabat juga mengatakan ada 98 pemakaman Covid di ibukota, Lucknow.

Krematorium terus bekerja sepanjang malam untuk mengimbangi jumlah jenazah yang datang. Banyak keluarga harus menunggu lama sebelum orang yang mereka cintai dapat menerima upacara pemakaman. Ada yang mengatakan, mereka diminta membantu mempercepat proses dengan menumpuk kayunya sendiri.

BBC memberitakan, bantuan asing mulai berdatangan dari Inggris dan Singapura. Rusia, Selandia Baru dan Prancis telah berjanji untuk mengirim peralatan medis darurat, dan bahkan negara saingan regional Pakistan dan China telah mengesampingkan perbedaan mereka dan berjanji untuk membantu.

Baca Juga: WHO: Tiga kombinasi ini menciptakan badai sempurna virus corona di India

Namun, para ahli mengatakan bantuan itu hanya akan berdampak terbatas di negara berpenduduk 1,3 miliar itu.

Sementara itu, situs web pemerintah untuk mendaftar vaksin bagi warga India mengalami kemacetan setelah diluncurkan pada Rabu. Pasalnya, puluhan ribu orang mencoba mengaksesnya dalam satu waktu.

Dan di negara bagian Assam, gempa bumi berkekuatan 6,4 merusak rumah sakit yang sudah berada di bawah tekanan hebat. Warga tampak berlarian dari rumah dan bangunan lain dengan panik.

Bahaya pasar gelap

Di selatan kota Bengaluru, seorang dokter mengatakan kepada BBC bahwa masyarakat dalam kondisi panik. Ini adalah salah satu kota terparah di India, dengan beberapa perkiraan mengatakan ada sekitar 300 kasus Covid-19 aktif per kilometer persegi.

Wartawan BBC Ashitha Nagesh berbicara dengan konsultan senior di sebuah rumah sakit pemerintah, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Baca Juga: Dua staf diplomatik AS di India meninggal akibat Covid-19, 100 orang lebih positif

"Kami tidak siap untuk gelombang kedua ini," kata konsultan itu. "Untuk gelombang pertama, itu terorganisir dengan baik - segera setelah kami mengetahui (tentang virus) semuanya menjadi efisien dan kami jauh lebih siap. Kali ini ada lebih banyak kasus, lebih mendadak, dan kami tidak siap untuk menghadapi situasinya."

Dengan sebagian besar rumah sakit kewalahan, keluarga harus mencari cara untuk merawat orang yang dicintai di rumah. Banyak yang beralih ke pasar gelap, di mana harga obat-obatan seperti remdesivir dan tocilizumab, dan tabung oksigen, telah melonjak.

Akan tetapi, menurut laporan wartawan BBC Vikas Pandey di Delhi, bahkan di pasar gelap ini, pasokan bukanlah jaminan.

"Saya mengenal sebuah keluarga yang mengumpulkan uang untuk membeli tiga dosis pertama remdesivir dari pasar gelap, tetapi tidak mampu mendapatkan tiga dosis yang tersisa karena harga terus meningkat. Pasien terus menjadi kritis," kata koresponden BBC.

Baca Juga: WHO: Varian Covid-19 India atau B.1.617 sudah muncul di 17 negara

Di sisi lain, sejumlah perusahaan penerbangan jet swasta melaporkan lonjakan atas bisnisnya. Ini dikarenakan orang-orang mencoba menerbangkan kerabat mereka yang sakit ke rumah sakit lain di India.

"Pada dasarnya adalah mereka merupakan keluarga pasien yang ingin masuk rumah sakit dan mencoba melihat apakah ada tempat tidur di bagian lain negara itu," kata Ashish Wastrad, kepala kantor Air Charter Service Mumbai kepada BBC.

Namun, dia mengatakan bahwa pesawat perusahaan tidak dilengkapi peralatan yang memadai untuk membawa pasien positif Covid-19.

Selanjutnya: Kasus harian tembus 350.000, gelombang tsunami virus corona di India makin tinggi




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×