kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.589.000   13.000   0,50%
  • USD/IDR 16.770   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Hubungan Tokyo-Beijing Memanas, Panda Kembar Tinggalkan Jepang


Jumat, 26 Desember 2025 / 16:14 WIB
Hubungan Tokyo-Beijing Memanas, Panda Kembar Tinggalkan Jepang
ILUSTRASI. GERMANY-ZOO/PANDA BIRTHDAY (REUTERS/Liesa Johannssen). Dua panda kembar, Xiao Xiao dan Lei Lei, akan kembali ke China akhir Januari, menandai Jepang tanpa panda setelah 50 tahun.


Sumber: Nikkei | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Dua panda kembar yang menjadi pusat perhatian di Kebun Binatang Ueno, Tokyo, akan segera meninggalkan Jepang. Xiao Xiao dan saudara kembarnya, Lei Lei, bakal dipulangkan ke China pada akhir Januari sesuai masa perjanjian peminjaman yang berakhir.

Keduanya lahir di Ueno pada 2021. Meski lahir di Jepang, hak kepemilikan sepenuhnya berada di tangan China karena kedua orang tuanya Ri Ri dan Shin Shin datang ke Jepang lewat program riset pemuliaan dan sudah lebih dulu kembali ke tanah kelahirannya pada 2024. 

Kepergian Xiao Xiao dan Lei Lei menandai untuk pertama kalinya dalam lebih dari 50 tahun Jepang akan tanpa panda.

Baca Juga: Taiwan, Tiongkok, Perang Dunia II, dan Apa yang Terjadi Setelahnya

Kabar ini datang di tengah memanasnya hubungan Tokyo–Beijing, terutama setelah pernyataan Perdana Menteri Sanae Takaichi yang menyinggung potensi ancaman bagi Jepang jika China menyerang Taiwan.

Diplomasi Panda Bukan Inovasi Beijing

Popularitas panda yang mendunia menjadikannya salah satu instrumen diplomasi China yang paling ikonik. Namun, diplomasi panda bukanlah ciptaan Partai Komunis China.

Jauh sebelum China dipimpin Mao Zedong, pemerintah Nasionalis Kuomintang (KMT) telah memanfaatkan pesona panda untuk politik luar negeri. 

Pada 1941, di bawah arahan Soong Mei-ling—istri Chiang Kai-shek—KMT menghadiahkan dua panda ke Amerika Serikat demi menarik simpati publik Negeri Paman Sam saat China tengah berperang melawan Jepang.

Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Vietnam Akan Berkujung ke Korea Utara Pekan Ini

Langkah ini terinspirasi dari fenomena pada 1936, ketika seekor bayi panda bernama Su Lin dibawa ke AS oleh seorang perempuan Amerika dan langsung menjadi sensasi nasional.

Setelah Partai Komunis unggul dalam perang saudara dan mendirikan Republik Rakyat Tiongkok pada 1949, strategi yang sama diadopsi dengan pendekatan yang lebih sistematis. 

Baca Juga: Jelang 80 Tahun Partai Buruh, Kim Jong Un Serukan Kesetiaan Baru pada Sosialisme

Pada 1972, sepasang panda Kang Kang dan Lan Lan dikirim ke Jepang sebagai simbol normalisasi hubungan diplomatik kedua negara.

Simbol Politik dan Sentimen Publik

Selama bertahun-tahun, panda menjadi alat meredakan ketegangan politik. Pada 2011, pasca gempa dan tsunami besar yang menghantam timur laut Jepang, Perdana Menteri China saat itu, Wen Jiabao, mengunjungi daerah terdampak dan membagikan boneka panda kepada anak-anak pengungsi. 

Pemerintah Sendai bahkan sempat mengajukan permohonan peminjaman panda sebagai simbol kebangkitan wilayah tersebut.

Namun, ketegangan yang muncul akibat sengketa Kepulauan Senkaku/Diaoyu pada 2012 membuat proposal itu terhenti. Hingga kini, Sendai tak kunjung mendapatkan panda.




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×