Sumber: Nikkei | Editor: Noverius Laoli
Pengamat menilai sikap China terhadap Jepang sering kali dipengaruhi dinamika hubungannya dengan Amerika Serikat. Saat hubungan Beijing–Washington membaik, tekanan terhadap Tokyo kerap meningkat.
Situasi saat ini juga tak jauh berbeda. China tengah memasuki fase “gencatan sementara” dengan AS dan bersikap lebih keras terhadap Jepang.
Panda-panda yang menggemaskan itu sebenarnya merefleksikan kepentingan nasional China. Negara-negara yang hubungan diplomatiknya condong positif dengan Beijing sering menjadi penerima diplomat berbulu tersebut.
Amerika Serikat, yang sempat tanpa panda selama beberapa waktu, kini kembali memiliki empat ekor di kebun binatang.
Baca Juga: PSI Bakal Jadi Partai Super Terbuka, Kaesang: Bukan Partai Keluarga
Sementara itu Prancis, setelah mengembalikan dua panda pada November lalu, akan kembali menerima sepasang panda baru pada 2027 setelah kunjungan Presiden Emmanuel Macron ke China awal bulan ini.
Namun Jepang harus bersabar. Tanpa kepastian kapan panda akan kembali, publik Jepang hanya bisa menanti perubahan iklim diplomatik di Asia Timur.
Dan saat Xiao Xiao dan Lei Lei pulang ke negeri asal, mereka seolah menegaskan kembali: hubungan internasional terkadang bisa ditentukan oleh seekor binatang berbulu hitam putih—bukan hanya pemimpin dunia.













