Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ilmuwan NASA sedang memantau dengan cermat sebuah daerah di medan magnet Bumi yang dapat menimbulkan masalah serius bagi umat manusia, yang dikenal sebagai Anomali Atlantik Selatan (South Atlantic Anomaly atau SAA).
Area ini menjadi perhatian karena dampaknya terhadap teknologi satelit dan potensi risikonya terhadap kehidupan di Bumi.
Apa Itu Anomali Atlantik Selatan (SAA)?
Mengutip ladbible, SAA adalah sebuah "cekungan" besar di medan magnet Bumi yang pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Wilayah ini membentang dari barat daya Afrika hingga ke Amerika Selatan, dan saat ini menjadi salah satu titik paling rentan di medan magnet planet kita.
Baca Juga: Ilmuwan Peringatkan Fenomena yang Dapat Membawa Manusia Kembali ke Zaman Kegelapan
Medan magnet Bumi, yang bertindak sebagai perisai pelindung dari radiasi matahari, berfungsi untuk menghalangi partikel bermuatan dari matahari yang berpotensi merusak kehidupan. Namun, di sekitar area SAA, partikel ini lebih dekat ke permukaan Bumi, memperbesar potensi kerusakan.
Dampak Terhadap Teknologi Satelit
Salah satu dampak utama dari SAA adalah gangguan pada satelit. Partikel bermuatan tinggi yang terperangkap di dalam anomali ini dapat merusak komputer satelit dan mengganggu pengumpulan data mereka saat melintasi wilayah tersebut.
Hal ini dapat menyebabkan hilangnya data yang sangat penting atau bahkan kerusakan permanen pada peralatan satelit. Para operator satelit sudah terbiasa untuk mematikan perangkat mereka saat melintasi SAA guna mencegah kerusakan yang lebih besar.
Di era di mana satelit memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan, seperti navigasi GPS, pemantauan cuaca, komunikasi, dan pengelolaan sumber daya, gangguan seperti ini dapat memiliki dampak yang luas, bahkan mempengaruhi sektor kesehatan dan ketahanan pangan.
Baca Juga: Tahukah Anda? Banyak Penumpang Menghindari Kursi 11A saat Memesan Tiket Pesawat
Ancaman Bagi Eksplorasi Luar Angkasa
Selain dampaknya terhadap satelit yang mengorbit Bumi, SAA juga menimbulkan tantangan serius bagi eksplorasi luar angkasa. Dengan ambisi manusia untuk kembali menjelajah luar angkasa, termasuk misi ke Mars dan lebih jauh lagi, SAA dapat menjadi hambatan besar.
Partikel radiasi berenergi tinggi dapat menyebabkan kerusakan data yang signifikan atau bahkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada peralatan luar angkasa. Oleh karena itu, para ilmuwan NASA dan perusahaan luar angkasa lainnya, seperti SpaceX, harus mempertimbangkan dampak SAA ketika merencanakan misi ke luar angkasa.
Perubahan Dinamika SAA
Meskipun saat ini SAA tidak menimbulkan dampak langsung pada kehidupan di permukaan Bumi, perubahan dalam wilayah ini tetap menjadi perhatian serius.
Observasi dari tahun 2020 menunjukkan bahwa SAA sedang meluas ke arah barat dan melemah dalam intensitasnya. Bahkan, anomali ini mulai terbelah menjadi dua lobus, menambah tantangan bagi misi satelit yang melintasi area tersebut.
Perubahan morfologi ini menunjukkan bahwa SAA bukanlah fenomena statis dan dapat terus berkembang dengan waktu. Ilmuwan, seperti Terry Sabaka, seorang geofisikawan di NASA’s Goddard Space Flight Center, menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan terhadap SAA.
Data yang dikumpulkan akan sangat berharga dalam merancang model dan prediksi yang dapat membantu kita mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan tersebut.
Baca Juga: Gunung Es Raksasa Sebesar 2x Lipat Kota London Terbelah dan Bergerak, Pertanda Apa?
Mengapa SAA Penting untuk Dipantau?
Sebagai bagian dari upaya untuk menjaga keselamatan satelit dan infrastruktur luar angkasa, penting bagi ilmuwan untuk terus mengamati SAA.
Meskipun dampaknya saat ini tidak terlalu terasa di permukaan Bumi, perubahan dalam medan magnet ini bisa mempengaruhi satelit, pesawat luar angkasa, dan bahkan kehidupan manusia di masa depan.
Oleh karena itu, penelitian tentang anomali ini sangat vital dalam memastikan keberlanjutan eksplorasi luar angkasa dan mengurangi risiko gangguan teknologi yang sangat bergantung pada satelit.