Sumber: USAtoday |
International Monetary Fund sudah memperingatkan adanya rintangan yang harus dilalui sistem perbankan yang rusak dan juga perekonomian yang memburuk dalam minggu-minggu terakhir ini.
Lembaga pemberi utang global ini mengatakan bahwa pemerintah harus mengadopsi kebijakan yang lebih agresif untuk memerangi krisis. Tujuannya, ya untuk mencegah pincangnya sistem finansial dan mandeknya perekonomian.
"Kami memprediksikan perekonomian global akan tetap macet di tahun 2009," kata Olivier Blanchard, Chief Economist IMF.
IMF memprediksikan perekonomian global tahun ini hanya akan tumbuh 0,5%, gelindingan yang paling lemah sejak Perang Dunia II dan berada di bawah 2,2% seperti yang diprediksikan dua bulan lalu.
Sejumlah bukti telah menunjukkan lumernya perekonomian global. China memprediksi pertumbuhan ekonominya hanya bakal mencatatkan 6,7%, masih lebih gagah ketimbang yang lain. Pemerintah China mengkawatirkan adanya ke kegelisahan sosial lantaran lambatnya pergerakan perekonomian Negeri Tirai Bambu itu.
Blanchard menyatakan, dengan langkah The Fed maupun bank sentral lain yang sudah memangkas suku bunganya mendekati zero, pemerintah mesti menggulirkan aksi untuk merangsang permintaan. Beberapa pengeluaran anyar harus dianggarkan ketimbang pemangkasan pajak. Soalnya, pemotongan pajak ini tak bakal "nendang" dalam waktu yang cepat.
Dalam laporan yang terpisah, IMF menegaskan bahwa institusi finansial menghadapi kerugian yang lebih besar lagi dalam surat berharga AS. Diprediksikan, mereka bakal kehilangan US$ 2,2 triliun, naik dari US$ 1,4 triliun seperti yang diprediksikan sebelumnya.
Laporan IMF menyebutkan, untuk mencegah memburuknya kemampuan untuk memberi utangan, sejumlah bank di AS maupun Eropa telah mensyaratkan tambahan modal US$ 500 miliar.
Jaime Caruana, Financial Counselor IMF bilang, "Hitungan harus dirampungkan, dan kerugian harus segera dicermati."
Analisis IMF diatas merupakan indikasi terakhir atas buruknya perekonomian global. Hari Selasa lalu, Institute of International Finance, sebuah group perindustrian, mengatakan bahwa capital flows untuk emerging markets kian mengering. Tahun ini, developing markets sepertinya akan menerima US$ 165 miliar, jauh lebih ini dari tahun 2007 yang bisa menyerap US$ 928 miliar.