Sumber: A.P, msnbc | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
ISLAMABAD. Hari ini (25/11), Dana Moneter Internasional (IMF) akhirnya menyetujui untuk menggelontorkan bantuan pinjaman kepada Pakistan. Nilainya mencapai US$ 7,6 miliar. Dana itu bakal digunakan untuk memerangi teroris yang saat ini semakin memperburuk kondisi perekonomian di negara itu.
Pihak IMF mengatakan, pengucuran dana awal sebesar US$ 3,1 miliar akan ditransfer secepatnya ke rekening negara Pakistan.
Bantuan dana pinjaman ini, ditujukan untuk membantu perekonomian Pakistan yang sedang didera situasi keamanan yang semakin memburuk. Kondisi ini diperparah dengan kenaikan harga makanan dan minyak impor dan krisis finansial global.
“Dengan menyediakan bantuan keuangan dalam jumlah yang besar, IMF juga memberikan sinyal kepada komunitas donor lainnya bahwa saat ini prospek ekonomi makro Pakistan semakin membaik,” jelas acting chairman IMF Takatoshi Kato, dalam pernyataan resminya di Washington.
Sebenarnya, Pemerintah Pakistan menolak untuk menerima bantuan pinjaman dari IMF. Namun, mereka tidak memiliki pilihan lain setelah beberapa negara aliansi dekatnya, yaitu AS, China dan Arab Saudi, menolak permohonan bantuan yang diajukan.
Pemerintah Pakistan sendiri sudah memberikan konfirmasinya mengenai pinjaman IMF ini dua minggu lalu.
Sementara itu, para pemimpin oposisi telah mengkritik pemerintah yang menyetujui pinjaman IMF tersebut. Mereka berpendapat, IMF akan mengajukan sejumlah persyaratan yang dapat menyulitkan warga Pakistan, di mana dua per tiga diantara mereka hidup dengan biaya US$ 2 per hari.
Berdasarkan pengakuan IMF, memang ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Pakistan. Diantaranya, Pemerintah Pakistan sudah menyetujui pengurangan subsidi energi sedikit demi sedikit, meningkatkan pajak terhadap warganya dan mengimplementasikan reformasi terhadap tabungan.
Dengan adanya pinjaman tersebut, cadangan valuta asing Pakistan dipastikan akan menggemuk. Padahal, cadangan dalam bentuk mata uang asing di negara ini terus melorot seiring dengan anjloknya nilai rupe sebesar 20% sejak Maret lalu. Pemerintah Pakistan juga mampu membayar utang dengan mata uang asing yang bakal jatuh tempo sebentar lagi.