Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kasus virus corona baru di Korea Selatan tetap di bawah 200 untuk hari ketujuh berturut-turut. Namun, pemerintah tetap waspada terhadap infeksi kluster sporadis di seluruh negara.
Rabu (9/9), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (KCDC) Korea melaporkan ada 156 kasus Covid-19 lagi, termasuk 144 infeksi lokal.
Walau berhasil menjaga kasus tetap di bawah 200, namun sejak 14 Agustus, kasus virus baru setiap hari di Korea Selatan mencapai tiga digit karena infeksi terkait dengan sebuah gereja di utara Seoul dan unjuk rasa pada pertengahan Agustus yang terus menumpuk.
Jumlah kasus baru harian secara bertahap menurun setelah mencapai 441 kasus tambahan pada 27 Agustus. Pemerintah pun akhirnya melakukan kebijakan jarak sosial yang diperkuat demi menghambat penyebaran.
Baca Juga: Mengkhawatirkan, daerah zona merah dan oranye Covid-19 terus bertambah
Wilayah metropolitan Seoul, menjadi pusat kluster baru pada gelombang baru ini. Bahkan, sebelum diberlakukan di seluruh negeri, Seoul sudah melakukan pengetatan jarak sosial.
Berdasarkan peraturan tersebut, restoran di wilayah metropolitan Seoul dapat beroperasi secara normal dari jam 5 pagi hingga 9 malam, kemudian hanya dapat menawarkan pesanan di bawa pulang atau di antar.
Sementara itu, untuk jaringan waralaba kopi, toko roti, dan kedai es krim hanya dapat menawarkan makanan untuk dibawa pulang dan pesan antar sepanjang waktu.
Meskipun langkah tersebut awalnya direncanakan untuk dijalankan hingga pekan lalu, otoritas kesehatan memutuskan untuk memperpanjang skema tersebut selama satu minggu lagi hingga Minggu (13/9) mendatang, karena kasus yang tidak dapat dilacak dan infeksi kluster dari gereja, apartemen dan kantor terus bermunculan.
"Jika kami melakukan lebih banyak upaya dalam mengikuti pedoman jarak sosial untuk lima hari ke depan, kami mungkin tidak perlu memperpanjang langkah tersebut," kata Sohn Young-rae, seorang pejabat kesehatan senior, dalam briefing harian, mendesak penduduk di wilayah Seoul untuk tinggal di rumah sampai akhir pekan.
Otoritas kesehatan saat ini sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah Seoul untuk melarang layanan ibadah reguler di kuil Buddha dan gereja Katolik juga. Saat ini, hanya gereja Protestan yang dilarang mengadakan pertemuan.
Dari infeksi lokal yang baru diidentifikasi, 48 kasus dilaporkan di Seoul dan 51 dari Provinsi Gyeonggi yang mengelilingi ibu kota.
Baca Juga: Badai menyerang Korut, ini titah Kim Jong Un
Kota lain melaporkan infeksi baru, dengan kota pelabuhan Busan menambahkan dua kasus dan kota barat daya Gwangju melaporkan 17 infeksi baru. Kota Daejeon juga menambahkan delapan kasus, dan Ulsan pun melaporkan empat infeksi tambahan.
Kasus yang dilacak ke Gereja Sarang Jeil di utara Seoul, yang menjadi sarang lonjakan infeksi baru-baru ini telah mencapai 1.167 hingga Selasa (8/9).
Kasus terkait gereja menandai infeksi klaster terbesar setelah lebih dari 5.000 kasus virus ditelusuri ke sekte agama kecil Shincheonji yang dilaporkan di Daegu pada akhir Februari hingga awal Maret lalu.
Sementara itu, kasus yang terkait dengan unjuk rasa anti-pemerintah di Seoul pada 15 Agustus naik tujuh menjadi 539.
Infeksi klaster sporadis lainnya berlanjut di seluruh negara. Kasus yang dilacak ke call center di timur Seoul mencapai 22.
Rasio pasien dengan rute infeksi yang tidak dapat dilacak selama dua minggu terakhir mencapai 22,4%, juga menyulitkan perjuangan virus di negara itu.