Sumber: The Guardian | Editor: Noverius Laoli
Bulan lalu wakil perdana menteri Moldova memperingatkan bahwa negara itu sedang menghadapi momen baru yang sangat berbahaya dan mengatakan pasukan berusaha untuk memicu ketegangan setelah serangkaian ledakan di wilayah Transnistria yang memisahkan diri.
Nicu Popescu mengatakan pemerintahnya telah melihat kemerosotan situasi yang berbahaya setelah serangan granat terhadap kementerian keamanan di wilayah tersebut.
Serangan itu mewakili "momen baru yang sangat berbahaya dalam sejarah wilayah kami", katanya, seraya menambahkan bahwa lembaga-lembaga Moldova telah disiagakan tinggi sebagai tanggapan.
Baca Juga: Selain Ukraina, Rusia Juga Mengancam Serbu Negara Lain
Kekhawatiran berkembang bahwa Moldova dan Transnistria dapat ditarik ke dalam konflik Ukraina. Wilayah yang sebagian besar berbahasa Rusia di Moldova timur telah dikendalikan oleh separatis pro-Rusia sejak 1992 setelah perang singkat ketika Moskow campur tangan di pihak pemberontak.
Berbicara sebelum serangan, seorang komandan senior Rusia mengatakan mendapatkan kendali atas Ukraina selatan akan membantu Rusia terhubung dengan Transnistria, yang berbagi perbatasan 453km (280 mil) dengan Ukraina.