kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini Rencana yang Diajukan Zelenskiy ke Biden untuk Akhiri Perang dengan Rusia


Rabu, 28 Agustus 2024 / 08:09 WIB
Ini Rencana yang Diajukan Zelenskiy ke Biden untuk Akhiri Perang dengan Rusia
ILUSTRASI. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan bahwa perang dengan Rusia pada akhirnya akan berakhir dengan dialog. REUTERS/Valentyn Ogirenko


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KYIV. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pada hari Selasa (27/8/2024) bahwa perang dengan Rusia pada akhirnya akan berakhir dengan dialog. Akan tetapi, Kyiv harus berada dalam posisi yang kuat.

Terkait hal tersebut, Zelenskiy akan menyampaikan rencana itu kepada Presiden AS Joe Biden dan dua calon penggantinya.

Melansir Reuters, Pemimpin Ukraina tersebut, dalam sebuah konferensi pers, mengatakan bahwa serangan tiga minggu Kyiv ke wilayah Kursk Rusia merupakan bagian dari rencana tersebut. Meski demikian, rencana itu juga mencakup langkah-langkah lain di bidang ekonomi dan diplomatik.

"Poin utama dari rencana ini adalah memaksa Rusia untuk mengakhiri perang. Dan saya sangat menginginkan itu - (agar) adil bagi Ukraina," katanya kepada wartawan di Kyiv tentang perang yang dilancarkan oleh invasi skala penuh Rusia pada Februari 2022.

Zelenskiy tidak menjelaskan lebih lanjut tentang langkah selanjutnya. Akan tetapi mengatakan ia juga akan membahas rencana tersebut dengan Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris dan mungkin juga dengan Donald Trump dari Partai Republik, dua calon presiden AS.

Baca Juga: China Berang, Sebut Sanksi AS atas Perang Ukraina Ilegal

Zelenskiy mengatakan ia berharap dapat pergi ke Amerika Serikat pada bulan September untuk menghadiri Majelis Umum PBB di New York dan bahwa ia sedang mempersiapkan diri untuk bertemu Biden.

Pernyataannya menunjukkan bahwa ia melihat forum potensial utama untuk pembicaraan tersebut sebagai tindak lanjut dari pertemuan puncak internasional tentang perdamaian, di mana Ukraina mengatakan ingin Rusia memiliki perwakilan.

KTT pertama yang memajukan visi perdamaian Kyiv, yang diadakan di Swiss pada bulan Juni, secara tegas mengecualikan Rusia. 

Meski KTT tersebut menarik banyak delegasi, tetapi China tidak termasuk di dalamnya.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada tanggal 19 Agustus bahwa pembicaraan tidak mungkin dilakukan setelah Ukraina melancarkan serangan lintas batas besar-besaran ke wilayah Kursk Rusia pada tanggal 6 Agustus.

Baca Juga: Tegang! Rusia Peringatkan Amerika Serikat Tentang risiko Perang Dunia Ketiga

Perdana Menteri India Narendra Modi, yang berada di Kyiv minggu lalu, berbicara melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa dan mengatakan kepadanya bahwa ia mendukung penyelesaian awal dan damai atas konflik Ukraina.

Tidak ada kompromi

Zelenskiy bersikeras bahwa Rusia ingin mendiktekan persyaratan kepada Ukraina dalam penyelesaian perang dalam bentuk apa pun, sesuatu yang dianggap Kyiv tidak dapat diterima.

Putin mengatakan bahwa kesepakatan apa pun harus dimulai dengan penerimaan Ukraina atas "realitas di lapangan", yang akan membuat Rusia memiliki sebagian besar wilayah Ukraina serta Krimea. Kini Ukraina mengatakan bahwa mereka menguasai lebih dari 1.200 km persegi (463 mil persegi) wilayah Kursk milik Rusia.

"Tidak ada kompromi dengan Putin, dialog hari ini pada prinsipnya kosong dan tidak berarti karena dia tidak ingin mengakhiri perang secara diplomatis," kata Zelenskiy dalam konferensi pers tersebut.

Dia mengatakan bahwa serangan ke wilayah Kursk telah mengurangi jumlah negara di seluruh dunia yang menyerukan Ukraina untuk berkompromi dengan Rusia guna mengakhiri perang dan menyerahkan sebagian besar wilayahnya.

Di medan perang, Zelenskiy mengejek Putin, yang menurutnya memprioritaskan perebutan tanah Ukraina daripada pertahanan wilayah Rusia sendiri.

Dia menunjuk ke wilayah Kursk tempat Ukraina mengklaim telah merebut 100 permukiman, sementara pasukan Rusia terus maju perlahan di wilayah Donetsk timur.

Pemimpin Ukraina itu juga mengatakan bahwa Kyiv terus membuat kemajuan dalam produksi senjata dalam negerinya dan telah melakukan uji coba pertama rudal balistik produksi dalam negeri.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×