Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran corona virus bakal memperlambat pertumbuhan ekonomi. Lembaga rating Moody's menyebut, dampak finansial atas virus korona telah terasa pada beberapa sektor korporasi utama.
"Sektor yang bergantung pada perdagangan dan pergerakan bebas orang-orang paling terpapar, seperti penumpang maskapai penerbangan, pengiriman, dan penginapan dan liburan meliputi jalur pelayaran dan restoran," kata Benjamin Nelson, Wakil Presiden Moodys dan Pejabat Kredit Senior yang menulis laporan ini.
Moody's menilai, pembuat mobil global juga di bawah tekanan besar karena ketergantungan mereka pada rantai pasokan global. Sementara, peritel game dan non-makanan di wilayah tertentu juga terkena gangguan rantai pasokan. Penurunan lalu lintas pejalan kaki lantaran karantina dan pembatasan perjalanan membuat harga komoditas merosot secara berkepanjangan.
Baca Juga: Berpotensi resesi, Moody's pangkas pertumbuhan ekonomi negara G20 0,3% jadi 2,1%
Moody's dalam riset menambahkan, kualitas kredit produsen komoditas sudah merosot sejak penurunan harga komodtas. Lembaga rating menyebut, hanya perusahaan global yang memiliki peringkat tinggi yang mampu bertahan menghadapi penurunan pasar.
Tak hanya itu, gula dan etanol adalah sektor yang sangat signifikan di Amerika Latin cukup terpapar. Harga minyak yang lebih rendah membuat tantangan atas penetapan harga etanol, terkait dengan bensin, dan gula, yang banyak digunakan untuk menghasilkan etanol.
"Kemampuan perusahaan menahan dampak virus akan tergantung pada durasinya, dan kami mengingatkan ketika peristiwa berlangsung sangat cepat setiap hari, penilaian kami terhadap paparan akan berubah setiap waktu," kata Richard Morawetz, Wakil Presiden Moody dalam rilis.
Moody's menilai dalam skenario baseline mengasumsikan aktivitas ekonomi akan kembali normal pada paruh kedua tahun ini. Sementara, kemampuan beberapa perusahaan untuk menahan dampak virus akan tergantung pada berapa lama virus akan terselesailkan.
Dalam riset Moody's yang dikirim Selasa (17/3) dipaparkan, industri yang memiliki eksposure besar atas corona virus dibagi menjadi tiga.
Pertama industri terpapar cukup tinggi. Seperti, pakaian, manufaktur otomotif, suplaier otomotif, konsumer, gaming, pariwisata, maskapai penerbangan, ritel bukan makanan dan pengiriman secara global.
Baca Juga: Masa darurat corona diperpanjang sampai 29 Mei 2020
Kedua, industri yang terpapar sedang alias moderat. Diantaranya, minuman, kimia manufaktur, media, logam dan tambang, minyak dan gas, properti, agrikultur, perusahaan jasa, produsen baja sampai perusahaan teknologi hardware.
Ketiga adalah perusahaan yang bergerak di industri yang terpapar sangat rendah. Seperti konstruksi, pertahanan, peralatan dan transportasi, rental, pengemasan, farmasi, real estate, ritel makanan, telekomunikasi hingga manajemen sampah.