Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Harga Bitcoin, Shiba Inu, dan mata uang kripto lainnya ambrol pada Kamis (6/1). Bahkan, harga Bitcoin sempat jatuh ke bawah US$ 43.000, menguji posisi terendah multi-bulan.
Mengutip Reuters, kejatuhan harga Bitcoin, Shiba Inu, dan mata uang kripto lainnya setelah risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve (The Fed) condong ke arah tindakan kebijakan yang lebih agresif.
Arah bank sentral Amerika Serikat (AS) itu melemahkan selera investor untuk aset berisiko.
Mengacu CoinMarketCap, harga Bitcoin Kamis (6/1) pada 20.45 WIB ada di US$ 43.004,68 atau merosot 7,3% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Harga Ethereum turun lebih dalam, 11,27% menjadi US$ 3.376,46. Lalu, harga Solana dan Polkadot masing-masing anjlok 12,02% dan 13,16% ke posisi US$ US$ 148,62 dan US$ 26,02
Baca Juga: Mantap, Harga Mata Uang Kripto Ini Meroket 50% Lebih dalam Seminggu
Sementara harga mata uang kripto berbasis meme, Dogecoin melorot 7,25% jadi US$ 0,1573 dan Shiba Inu turun 8,61% ke posisi US$ 0,00002986.
Penembusan di bawah palung di US$ 42.000 akan menjadikan harga Bitcoin yang terlemah sejak September tahun lalu.
Harga mata uang kripto terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar ini mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di kisaran US$ 69.000 pada November 2021.
"Penurunan harga berkorelasi dengan pergerakan risk off di sebagian besar kelas aset tradisional," kata Matt Dibb, COO Stack Funds, menunjuk pada penurunan di Nasdaq khususnya, seperti dikutip Reuters.
Amati protes anti-pemerintah di Kazakhstan
Pergerakan di pasar kripto menjadi lebih selaras dengan yang terjadi di pasar tradisional. Sebab, jumlah institusi yang memperdagangkan mata uang kripto dan aset lainnya tumbuh.
Baca Juga: Analis Ini Bilang, Tahun 2022 Jadi Tahun yang Jauh Lebih Sulit buat Bitcoin
Nasdaq jatuh lebih dari 3%, persentase penurunan satu hari terbesar sejak Februari tahun lalu, setelah risalah Fed menunjukkan pembuat kebijakan AS telah membahas pengurangan neraca bank pada pertemuan Desember mereka.
The Fed juga memutuskan untuk mempercepat penyelesaian program pembelian obligasi mereka.
Analis kripto juga mengamati protes anti-pemerintah di Kazakhstan, yang awalnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar, akan mempengaruhi jaringan Bitcoin.
Negara Asia Tengah itu adalah pusat penambangan Bitcoin terbesar kedua di dunia, menurut Cambridge Center for Alternative Finance Inggris tahun lalu.
Pemerintah Kazakhstan akhir tahun lalu mulai menindak beberapa penambang Bitcoin, khawatir proses intensif energi menggunakan terlalu banyak daya.