kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Insentif Pemerintah Jadi Kunci Utama Kesuksesan Penjualan Mobil Listrik


Sabtu, 13 Juli 2024 / 12:39 WIB
Insentif Pemerintah Jadi Kunci Utama Kesuksesan Penjualan Mobil Listrik
ILUSTRASI. Petugas melintas di depan mobil di IPCC Terminal Kendaraan, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (12/7/2024). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan bahwa industri otomotif menjadi salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan dari pemerintah karena mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Insentif pemerintah merupakan kunci utama pendorong kesuksesan penjualan kendaraan listrik alias electric vehicle (EV). Ini terlihat dari perbandingan penjualan kendaraan listrik di negara-negara yang masih memberi banyak insentif dengan negara yang sudah mencabut insentifnya.

Berdasarkan data firma riset pasar Rho Motion yang dilansir oleh Reuters, Jumat (12/7), penjualan EV dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) secara global pada Juni 2023 tumbuh sebesar 13% secara tahunan. Pertumbuhan tersebut didukung oleh penjualan di China. Sementara penjualan di kawasan Eropa justru turun.

Manajer Data Rho Motion Charles Lester mengatakan, China menyumbang 60% dari total penjualan global tersebut. Ini sejalan peningkatan pasokan dan kuatnya penjualan BYD pada paruh pertama. Penjualan kendaraan PHEV di seluruh dunia mencapai 1,4 juta pada Juni, 0,86 juta berasal dari China, naik 25% secara tahunan. 

Sementara di Eropa, penjualan PHEV turun 7% menjadi 0,30 juta. Finlandia, Irlandia, dan Belanda memimpin penurunan. Adapun, penjualan di Italia masih meningkat 34% setelah pemerintahnya memberlakukan insentif.

Baca Juga: Naik Terlalu Tinggi, Saham Tesla Diturunkan Peringkatnya

Penurunan penjualan kendaraan listrik di Eropa utamanya didorong berakhirnya insentif untuk kendaraan listrik pada akhir 2023. Pada Mei, penjualan kendaraan listrik di kawasan ini turun 12% secara tahunan, menurut data Asosiasi Produsen Mobil Eropa. Jerman mencatat penurunan paling dalam, yakni 30%.

Jerman telah mengakhiri subsidi pembelian kendaraan listrik pada Desember 2023, sebagai bagian dari kesepakatan anggaran 2024. Efeknya, penjualan kendaraan listrik di Jerman  dalam lima bulan pertama turun 16%.

Sementara itu, industri kendaraan listrik China kini berkembang sangat pesat. Merek-merek mobil listrik China kini sudah merajai penjualan global. Perkembangan pesat tersebut tidak lepas dari dukungan besar yang diberikan pemerintahnya.

Berdasarkan penelitian Scott Kennedy, pakar China di Centre for Strategic and International Studies, pemerintah China telah menggelontorkan subsidi dan bantuan sebesar US$ 231 miliar bagi industri kendaraan listrik di periode 2009 hingga 2023.

Baca Juga: Tesla Menaikkan Harga Model 3 di Eropa Karena Tarif Kendaraan Listrik Buatan China

Menurut riset tersebut, lebih dari separuh dana dukungan pemerintah diberikan dalam bentuk pembebasan pajak penjualan. Sisanya dalam bentuk potongan harga pembelian yang disetujui secara nasional, pendanaan pemerintah untuk infrastruktur, serta program dukungan penelitian dan pengembangan.  
 



TERBARU

[X]
×