Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia
BEIJING. Kepercayaan investor pada China belum pulih benar. Ini terlihat dari posisi foreign direct investment (FDI) di bulan Januari turun ke posisi terendah selama delapan bulan terakhir.
Kementerian Perdagangan China mengumumkan, investasi yang masuk pada Januari sebesar US$ 9,27 miliar atau menurun 7,3% dibandingkan bulan yang sama setahun sebelumnya. Sebaliknya, investasi non-finansial ke luar China naik 12,3% menjadi US$ 4,91 miliar. Sedikit penurunan investasi terpengaruh faktor tahun baru China atau Imlek.
Sebelumnya, HSBC Holdings Plc menyebutkan, beberapa alasan China tak terlalu seksi lagi bagi investor global. Kenaikan gaji pegawai dan tingginya biaya lahan di China menyebabkan perusahaan manufaktur dengan kebutuhan pegawai jumlah besar memilih negara lain di Asia.
Pasar juga tidak melihat pertumbuhan China secepat yang terjadi di masa lalu. Ini menjadi lingkaran yang tak berujung. "Padahal, potensi pertumbuhan China menjadi lebih rendah karena bisnis asing tidak terlalu berselera terhadap China lagi," kata Dariusz Kowalczyk, Ekonom Senior dan Strategis di Credit Agricole CIB di Hong Kong.
Namun, Kowalczyk yakin, lingkaran tersebut bisa dipatahkan karena China membuktikan tidak mengalami "pendaratan keras" alias penurunan ekonomi tajam. Dia yakin, arus asing masuk bisa naik 4,5% di akhir tahun ini.
Jepang dan AS
Pada akhir tahun 2012, FDI di China turun 3,7%, terendah sejak 1999. Kekhawatiran terhadap China bakal berlanjut karena hasil Januari tersebut merupakan penurunan ke-14 dalam 15 bulan terakhir. Ini merupakan benang terpanjang dalam sejarah penurunan arus investasi di China.
Jurubicara Kementerian Perdagangan China, Shen Danyang, mengatakan pemerintah yakin FDI akan stabil tahun ini sementara situasi eksternal masih suram.
Dari data kementerian, investasi perusahaan Jepang ke China turun 20% di bulan Januari menjadi US$ 640 juta. Sementara pengeluaran Amerika Serikat (AS) juga menurun 20% menjadi US$ 270 juta. Investasi properti turun 14%.
Metro AG, peritel terbesar dari Jerman mengatakan pada pertengahan Januari lalu, akan menarik unit elektronik konsumer dari China. Perusahaan memiliki tujuh gerai di Shanghai, dengan kerugian sekitar US$ 53 juta.
Namun, ramalan positif ekonomi masih beredar. China diperkirakan mencapai pertumbuhan ekonomi 8,1% di tahun 2013, setelah menyentuh posisi 7,9% di tahun lalu. Ini mengakhiri pelambatan ekonomi tujuh kuartal.