Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Prospek bank digital tampaknya semakin menjanjikan di Singapura. Minat investor untuk masuk ikut bertarung di segmen tersebut semakin besar.
Terbaru, perusahaan gaming Razer Inc sedang mengajukan lisensi untuk pendirian bank digital penuh. Razer telah menggandeng pengusaha asal Singapura dan milliader asal Asia membentuk konsorsium untuk pendirian bank digital tersebut.
Konsorsium Razer menjadi konsorsium kedua yang telah mengajukan permohonan lisensi bank digital penuh. Pada 30 Desember 2019 lalu,konsorsium Grab Holdings dan juga telah membentuk konsorsium mengajukan lisensi yang sama. Otoritas Moneter Singapura akan mengumumkan pemenang lima lisensi perbankan digital pada pertengahan 2020.
Baca Juga: Bank BUMN akan perbesar ekspansi bisnis di luar negeri
Upaya untuk membuka industri perbankan Singapura ke perusahaan teknologi muncul sejalan dengan perkembangan di Hong Kong, dimana unit usaha Ant Financial dan perusahaan China lainnya termasuk Tencent Holdings telah mendapatkan lisensi bank digital.
Berdasarkan laporan Bain & Co, Google dan Temasek Holdings, pasar pinjaman atau kredit digital di Asia Tenggara diperkirakan akan meningkat lebih dari empat kali lipat menjadi US$ 110 miliar pada tahun 2025.
"Setelah memperoleh lisensi, kami percaya Razer akan memanfaatkan 70 juta basis pengguna terdaftar di seluruh penawaran perangkat lunaknya untuk menjual lebih banyak produk keuangan," kata analis Jefferies yang dipimpin oleh Ken Chong seperti dikutip Bloomberg, Kamis (2/1).
Jefferies memperkirakan, produk keuangan yang akan ditawarkan bank digital yang akan dikembangkan itu kemungkinan akan mencakup produk-produk asuransi dan manajemen kekayaan yang ditawarkan oleh mitra ekosistem Razer. Sementara Razer akan menyumbangkan lalu lintas dan data basis pengguna intinya dari para penggemar game.
Alih-alih melawan bank lokal, Razer Fintech berencana untuk menargetkan segmen kaum muda dan milenial di Singapura. Nantinya itu akan diluncurkan sebagai Razer Youth Bank.
Baca Juga: Usai bikin rekor tahun ini, eksportir LNG Amerika harus tetap waspada di tahun depan
Lee Li Meng, kepala strategi Razer yang mengambil peran tambahan sebagai chief executive officer Razer Fintech mulai 1 Januari, mengatakan, banyak pemuda dan millenial tidak terlayani selama ini.
Bank digital itu nantinya akan menargetkan pangsa pasar berusia antara 12-35 tahun. "Banyak orang muda tumbuh dengan pengetahuan minim tentang keuangan. Jadi Kami ingin membantu mereka sejak usia muda," kata Lee.
Razer Fintech, unit teknologi keuangan Razer, akan memiliki 60% saham dalam konsorsium tersebut. Sisanya akan dimiliki oleh mitra Razer yaitu Sheng Siong Holdings Pte, perusahaan swasta Singapore Lim Brothers di belakang jaringan supermarket lokal yang populer, perusahaan asuransi miliarder Richard Li FWD Group, pengusaha internet perusahaan teknologi Chen Danian LinkSure Global Holdings Ltd, Mitra Insignia Ventures, dan Carro, pasar mobil online.
Razer sedang mencoba memanfaatkan basis penggunannya yang sangat besar yakni penggemar muda serta jaringan pembayaran digital yang ada pada Razer Merchant Services dan layanan e-wallet Razer Pay.
Baca Juga: Walau libur akhir tahun, layanan BNI cabang luar negeri tetap beroperasi
Perusahaan ini juga ingin meningkatkan kehadirannya secara global. Razer saat ini berbasis di Singapura dan San Francisco tetapi juga memiliki toko ritel di tempat-tempat seperti London, Las Vegas, Hong Kong dan Taipei.
Selain Konsorsium Razer dan kongsi Grab-Singtel, ada perusahaan lain yang juga disebut mengajukan izin layanan perbankan digital di Singapura yakni Standard Chartered Bank, NTUC Enterprise, dan V3 Group.
V3 Group merupakan perusahaan milik Ron Sim yang berbasis di Singapura. Sim merupakan pendiri salah satu pembuat kursi pijat terbesar di Asia. V3 Group disebut tengah mendiskusikan pembentukan konsorsium dengan unit usaha Temasek yakni Heliconia Capital Management, EZ-Link Pte dan raksasa properti Far East Organisation Pte untuk pendirian bank digital tersebut.
Baca Juga: Polisi tangkap warga negara China yang jadi buronan fintech ilegal