kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Investor Tesla Merasa Ditinggal Elon Musk Setelah Nilai Perusahaan Turun US$ 700 M


Jumat, 16 Desember 2022 / 15:38 WIB
Investor Tesla Merasa Ditinggal Elon Musk Setelah Nilai Perusahaan Turun US$ 700 M
CEO Tesla Elon Musk. Investor Tesla Merasa Ditinggal Elon Musk Setelah Nilai Perusahaan Turun US$ 700 M.


Sumber: CBSNews | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Para investor Tesla merasa seolah ditinggal oleh CEO Tesla Elon Musk. Kondisi ini diperparah dengan penjualan 22 juta saham Tesla pekan ini senilai US$ 3,6 miliar oleh Musk. Dan Elon Musk telah mengantongi US$ 40 miliar dari penjualan saham Tesla pada tahun lalu.

Padahal, sebelumnya pada  awal tahun 2022, Tesla menempati peringkat sebagai salah satu perusahaan paling bernilai di dunia, dengan kapitalisasi pasar sebesar US$ 1,2 triliun. 

Elon Musk pun menjadi orang terkaya di planet ini, dengan saham kepemilikannya di Tesla memberinya kekayaan bersih sebesar US$ 300 miliar, bersamaan dengan memenangkan kekaguman dari banyak investor setia.

"Tesla bulls, pelangi masa depan ada di sini dan sekarang," cuit Leo KoGuan, yang menggambarkan dirinya sebagai pemegang saham individu terbesar ketiga Tesla, pada Januari 2022.  "Tersenyumlah pada dirimu yang beruntung," sambungnya.

Baca Juga: Saham Tesla Terus Turun, Elon Musk Bukan Lagi Orang Terkaya Dunia

Menjelang akhir tahun, beberapa investor mempertanyakan keputusan Elon Musk dan komitmennya terhadap perusahaan perintis mobil listrik. 

Kekecewaan mereka berpusat pada keputusan Elon Musk membeli Twitter sebesar US$ 44 miliar, yang telah menghabiskan perhatian konglomerat tersebut serta membebani saham Tesla.

Mungkin yang paling menyakitkan bagi investor Tesla adalah bahwa Elon Musk sendiri telah menjual hampir US$ 40 miliar sahamnya sendiri di perusahaan tersebut pada tahun lalu, menurut sebuah laporan dari Wedbush Securities.

Keputusan Elon Musk menjual miliaran saham Tesla miliknya dan investor mempertanyakan fokusnya, saham perusahaan mobil tersebut telah kehilangan nilai lebih dari US$ 700 miliar. 

Pada hari Rabu, Musk mengajukan dokumen peraturan yang menunjukkan bahwa dia telah menjual 22 juta saham tambahan Tesla dengan harga sekitar US$ 3,6 miliar.

Dengan kondisi itu, beberapa investor terkemuka Tesla sekarang melihat awan gelap di perusahaan pembuat mobil listrik itu dan bukan pelangi.

Baca Juga: Investor Marah Mengetahui Elon Musk Jual Lagi Saham Tesla

"Elon meninggalkan Tesla dan Tesla tidak memiliki CEO yang bekerja," tulis KoGuan Rabu di Twitter. 

"Tesla membutuhkan dan pantas untuk memiliki CEO yang bekerja penuh waktu," sambungnya.

Investor sekarang merasa ditinggalkan oleh Musk. 

Dan Ives, seorang analis di Wedbush Securities yang meliput Tesla, mengatakan kepada CBS MoneyWatch. "Bagi investor, waktu telah menunjukkan pukul 12 - frustrasi telah meningkat secara besar-besaran, dan Musk tampaknya berlipat ganda, bukan mundur," gumamnya.

Tesla tidak segera membalas permintaan komentar terkait hal ini.

Menggunakan Tesla sebagai ATM

Sebelum Musk membeli Twitter, miliarder itu digembar-gemborkan sebagai pengusaha visioner yang dapat mengubah dunia dengan perusahaan inovatifnya: Tesla, melalui adopsi kendaraan listrik, dan SpaceX, dengan tujuannya mengirim manusia ke luar angkasa.

Tapi semangat lain dari Musk, membela kebebasan berbicara, muncul melalui pengejarannya yang mengejutkan di Twitter. 

Jim Cantrell, anggota pendiri SpaceX, mengatakan kepada CBS News bahwa miliarder itu ingin menghentikan kemampuan negara-bangsa untuk membatasi kebebasan individu. Dia selalu menjadi pendukung kebebasan berbicara yang mendalam.

Baca Juga: Tesla Mulai Mengirimkan Truk Listrik Produksinya ke Pelanggan

Twitter memberikan jalan bagi Musk untuk mencapai tujuan itu, karena dia sangat kritis terhadap standar moderasi konten perusahaan media sosial tersebut. Tetapi mencapai kesepakatan itu tidak murah, dengan Ives memperkirakan bahwa harga pembelian Musk untuk Twitter sebesar US$ 44 miliar, lebih mahal US$ 20 miliar dari harga wajarnya.

Karena harga Twitter yang mahal, Musk harus memangkas biaya secara dramatis di jaringan media sosial, memotong lebih dari setengah staf perusahaan. Tetapi dia juga perlu memanfaatkan sumber kekayaan terbesarnya untuk mendanai perusahaan yakni saham Tesla.

"Salah satu kekhawatiran investor yang lebih besar adalah Musk menggunakan Tesla sebagai mesin ATM," kata Ives. "Itu telah menjadi overhang besar pada saham Tesla."



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×