Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Negosiasi Nuklir Mandek, Iran Pertimbangkan Keluar dari NPT
Presiden Trump kembali menegaskan bahwa satu-satunya jalan damai adalah jika Iran menerima pembatasan ketat atas program nuklirnya.
Namun, rencana pembicaraan damai yang dijadwalkan pada Minggu di Oman dibatalkan. Teheran menegaskan tidak akan bernegosiasi saat mereka tengah diserang.
Parlemen Iran bahkan sempat mengusulkan untuk keluar dari Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), langkah yang akan menjadi pukulan telak bagi diplomasi nuklir global.
Sebelum fajar Senin, rudal-rudal Iran menghantam Tel Aviv dan Haifa, menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
Garda Revolusi Iran menyatakan telah menggunakan taktik baru untuk mengacaukan sistem pertahanan udara Israel, yang membuat beberapa lapisan sistem Israel justru menargetkan satu sama lain.
Baca Juga: Benjamin Netanyahu: Israel Menyerang Iran untuk Menyelamatkan Dunia
Harga Minyak Naik, Tekanan Ekonomi Iran Meningkat
Harga minyak sempat melonjak tajam pada Jumat karena kekhawatiran gangguan pasokan dari Teluk.
Namun, pada Senin harga sedikit mereda karena pasar memperkirakan ekspor energi Iran masih aman meskipun fasilitas domestik mereka telah diserang.
Krisis ini menjadi ujian terberat bagi stabilitas politik Iran sejak Revolusi Islam 1979. Jaringan sekutu regional Iran seperti Hamas dan Hezbollah dilaporkan telah lumpuh akibat serangan Israel sejak perang di Gaza dimulai.
Netanyahu menegaskan bahwa menggulingkan rezim Iran bukan tujuan utama, namun "itu bisa menjadi konsekuensi dari operasi militer ini."
Di tengah kekacauan, nilai tukar rial Iran anjlok 10% terhadap dolar AS. Warga mulai meninggalkan Teheran.
“Saya dan keluarga pindah ke Damavand untuk sementara. Di sini tidak ada sirine peringatan, tidak ada tempat perlindungan. Kenapa kami harus menanggung akibat dari kebijakan Republik Islam?” kata Arshia (29), guru seni, yang tidak ingin menyebut nama belakangnya karena khawatir terhadap aparat.