kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Iran: Membunuh Soleimani sama saja membuka perang


Sabtu, 04 Januari 2020 / 09:01 WIB
Iran: Membunuh Soleimani sama saja membuka perang
ILUSTRASI. Demonstran menentang pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Quds, Iran, dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis yang tewas dalam serangan udara di Bandara Baghdad, di Teheran, Iran 3 Januari 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - PBB. Iran menyatakan, pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Quds, adalah alasan kuat untuk memulai perang. Dan, respons atas aksi militer itu adalah aksi militer.

Duta Besar Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Majid Takht Ravanchi mengatakan, dengan "membunuh" Soleimani, AS memasuki tahap baru setelah memulai "perang ekonomi" dengan memberlakukan sanksi keras terhadap Iran pada 2018.

"Jadi, itu babak baru yang sama saja dengan membuka perang melawan Iran," kata Ravanchi dalam sebuah wawancara dengan CNN, Jumat (3/1), seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Pembunuhan Soleimani, Trump: Kami menghentikan perang, bukan memulai perang

Ravanchi menegaskan, bakal ada aksi balas yang keras dari Iran atas AS. "Tanggapan atas tindakan militer adalah tindakan militer," tegasnya.

Sebelumnya, Ravanchi mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Iran berhak untuk membela diri di bawah hukum internasional.

Dalam suratnya, Ravanchi menyebutkan, pembunuhan Soleimani "adalah contoh nyata terorisme negara, tindakan kriminal, dan merupakan pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional, khususnya Piagam PBB".

Baca Juga: Ketegangan meningkat, AS kirim 3.000 pasukan tambahan ke Timur Tengah

Soleimani, jenderal bintang dua berusia 62 tahun yang mengepalai pasukan elit Garda Revolusi Iran di luar negeri, dianggap sebagai tokoh paling kuat kedua di negeri Mullah, setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

AS membunuh Soleimani dalam serangan di Irak yang mendapat lampu hijau dari Presiden Donald Trump. Seorang pejabat senior Pemerintahan Trump bilang, Soleimani telah merencanakan serangan segera terhadap personel militer AS di Timur Tengah. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×