Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pada Selasa (1/10/2024), Iran menembakkan gelombang rudal ke Israel. Ini merupakan serangan balas dendam atas pembunuhan Israel terhadap beberapa pemimpin Hizbullah, termasuk pemimpin utamanya Hassan Nasrallah.
Mengutip USA Today, tidak ada laporan langsung tentang korban Israel dari rentetan serangan yang menargetkan Tel Aviv dan wilayah tengah Israel lainnya tersebut.
Seorang pria dilaporkan tewas di Jericho, di Tepi Barat.
Seorang juru bicara Pentagon mengatakan, Iran menembakkan sekitar 200 rudal.
"Berdasarkan apa yang kami ketahui saat ini, serangan ini tampaknya telah dikalahkan dan tidak efektif," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan di Gedung Putih.
Sebagian besar rudal dicegat oleh pertahanan udara Israel, kata Pentagon.
Dua kapal perusak Angkatan Laut AS menembakkan sekitar selusin pencegat.
Baca Juga: PM Israel Netanyahu: Iran Membuat Kesalahan Besar dan akan Membayarnya
Israel dan AS berjanji untuk menanggapi serangan tersebut.
"Kami akan memilih kapan akan menerima hadiah, dan membuktikan kemampuan serangan kami yang tepat dan mengejutkan, sesuai dengan arahan dari pimpinan politik," kata Mayor Jenderal Israel Herzi Halevi dalam sebuah pernyataan.
Serangan itu terjadi ketika Timur Tengah tampaknya berada di ambang perang multi-negara dan menyusul operasi darat Israel ke Lebanon pada hari Selasa, tempat Hezbollah yang didukung Iran bermarkas.
“Kami telah menjelaskan bahwa akan ada konsekuensi berat atas serangan ini, dan kami akan bekerja sama dengan Israel untuk mewujudkannya,” kata Sullivan.
Serangan rudal tersebut merupakan eskalasi terbaru dalam pertikaian selama berminggu-minggu antara Hizbullah dan Israel, dan terjadi beberapa hari sebelum peringatan satu tahun serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Hamas adalah sekutu Hizbullah dan juga didukung oleh Iran.
Baca Juga: Israel Bunuh Pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah Berkat Penetrasi Intelijen
Serangan tersebut juga terjadi tepat saat hari raya besar Yahudi Rosh Hashanah dimulai saat matahari terbenam pada hari Rabu.
Serangan tersebut menyebabkan sirene berbunyi di seluruh Israel. Jutaan orang memasuki tempat perlindungan bom saat Pasukan Pertahanan Israel berupaya mencegat rudal tersebut.
Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden telah mengarahkan militer AS untuk membantu Israel dalam mempertahankan diri dari serangan tersebut.
“Jangan salah, Amerika Serikat sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya mendukung Israel,” kata Biden setelah berkumpul dengan tim keamanan nasionalnya pada hari sebelumnya untuk memantau serangan udara tersebut.
Ketika ditanya tentang tanggapan AS, Biden mengatakan kepada wartawan: “Itu masih harus dilihat.”
Janji bakal ada lebih banyak serangan
Sementara itu, melansir The Telegraph, Iran telah mengancam akan melakukan lebih banyak "serangan dahsyat" setelah menembakkan ratusan rudal balistik ke Israel.
Gelombang besar roket pada Selasa malam tampaknya telah ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Iron Dome milik Israel.
Baca Juga: Sejumlah Negara Mulai Lakukan Persiapan Evakuasi Warganya Keluar dari Lebanon
Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan bahwa mereka telah melancarkan serangan tersebut sebagai tanggapan atas pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, oleh Israel.
"Jika rezim Zionis menanggapi operasi Iran, mereka akan menghadapi serangan dahsyat," tambah IRGC.
Seorang pejabat Israel mengatakan kepada The Telegraph bahwa perang telah dideklarasikan terhadap Israel.