kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Israel akan caplok Tepi Barat, Hamas siap deklarasikan perang


Jumat, 26 Juni 2020 / 14:04 WIB
Israel akan caplok Tepi Barat, Hamas siap deklarasikan perang
ILUSTRASI. Konflik Israel-Palestina. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TEPI BARAT. Israel berencana untuk memperluas kedaulatannya ke sejumlah wilayah Tepi Barat. Hal itu ditanggapi Hamas sebagai "deklarasi perang" terhadap Palestina.

Melansir Jerusalem Post, Izzadin al-Qassam, yang disebut sayap "militer" Hamas, mengatakan pada Kamis bahwa Israel akan menyesali tindakan tersebut.

"Rencana Israel adalah pencurian tanah Palestina terbesar dalam beberapa dasawarsa," kata juru bicara Izzadin al-Qassam, Abu Obeida dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir Jerusalem Post.

Baca Juga: Israel: Iran menjadi negara paling berbahaya di Timur Tengah

Dia menambahkan, "Proyek perlawanan adalah untuk menghilangkan pendudukan dari semua tanah Palestina yang bersejarah," katanya.

Abu Obeida juga mengecam rencana itu sebagai proyek "kriminal". "Kami tidak akan banyak bicara, dan kami tidak akan membuat lebih banyak pernyataan. Kami akan melakukan perlawanan dan menganggap keputusan ini sebagai deklarasi perang terhadap rakyat Palestina. Perlawanan, dalam perang ini, akan menjadi penjaga yang setia dan dapat dipercaya dalam membela rakyat kita dan tanah serta tempat suci mereka,” tegasnya.

Baca Juga: Israel Akan Bangun Permukiman Trump di Dataran Tinggi Golan

Abu Obeida mengatakan Hamas akan membuat Israel "menyesali" keputusannya untuk menerapkan kedaulatannya di beberapa bagian Tepi Barat.

Pernyataannya itu ditegaskan untuk memperingati hari ketika tentara IDF Gilad Schalit dipenjara pada 25 Juni 2006. Schalit ditangkap oleh Hamas dalam serangan lintas perbatasan melalui terowongan di dekat perbatasan Israel.

Baca Juga: Mahkamah Agung Israel Tolak Legalisasi Pemukiman Israel di Tepi Barat

Abu Obeida mengatakan, penculikan Schalit mengakibatkan pembebasan sejumlah besar tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

Pertukaran tahanan adalah hasil dari perjanjian 2011 antara Israel dan Hamas untuk membebaskannya dengan imbalan 1.027 tahanan, terutama Palestina dan Arab-Israel.

Mencapai perjanjian pertukaran tahanan baru sekarang berada di puncak daftar prioritas kelompoknya, kata Abu Obeida.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×