Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TEPI BARAT. Israel berencana untuk memperluas kedaulatannya ke sejumlah wilayah Tepi Barat. Hal itu ditanggapi Hamas sebagai "deklarasi perang" terhadap Palestina.
Melansir Jerusalem Post, Izzadin al-Qassam, yang disebut sayap "militer" Hamas, mengatakan pada Kamis bahwa Israel akan menyesali tindakan tersebut.
"Rencana Israel adalah pencurian tanah Palestina terbesar dalam beberapa dasawarsa," kata juru bicara Izzadin al-Qassam, Abu Obeida dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir Jerusalem Post.
Baca Juga: Israel: Iran menjadi negara paling berbahaya di Timur Tengah
Dia menambahkan, "Proyek perlawanan adalah untuk menghilangkan pendudukan dari semua tanah Palestina yang bersejarah," katanya.
Abu Obeida juga mengecam rencana itu sebagai proyek "kriminal". "Kami tidak akan banyak bicara, dan kami tidak akan membuat lebih banyak pernyataan. Kami akan melakukan perlawanan dan menganggap keputusan ini sebagai deklarasi perang terhadap rakyat Palestina. Perlawanan, dalam perang ini, akan menjadi penjaga yang setia dan dapat dipercaya dalam membela rakyat kita dan tanah serta tempat suci mereka,” tegasnya.
Baca Juga: Israel Akan Bangun Permukiman Trump di Dataran Tinggi Golan
Abu Obeida mengatakan Hamas akan membuat Israel "menyesali" keputusannya untuk menerapkan kedaulatannya di beberapa bagian Tepi Barat.
Pernyataannya itu ditegaskan untuk memperingati hari ketika tentara IDF Gilad Schalit dipenjara pada 25 Juni 2006. Schalit ditangkap oleh Hamas dalam serangan lintas perbatasan melalui terowongan di dekat perbatasan Israel.
Baca Juga: Mahkamah Agung Israel Tolak Legalisasi Pemukiman Israel di Tepi Barat
Abu Obeida mengatakan, penculikan Schalit mengakibatkan pembebasan sejumlah besar tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Pertukaran tahanan adalah hasil dari perjanjian 2011 antara Israel dan Hamas untuk membebaskannya dengan imbalan 1.027 tahanan, terutama Palestina dan Arab-Israel.
Mencapai perjanjian pertukaran tahanan baru sekarang berada di puncak daftar prioritas kelompoknya, kata Abu Obeida.