kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Israel Melancarkan Gelombang Serangan Udara yang Intens di 120 Lokasi di Lebanon


Selasa, 08 Oktober 2024 / 10:15 WIB
Israel Melancarkan Gelombang Serangan Udara yang Intens di 120 Lokasi di Lebanon
ILUSTRASI. Awal Oktober 2024, Israel melancarkan serangkaian serangan udara intensif terhadap wilayah selatan Lebanon. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh


Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal Oktober 2024, Israel melancarkan serangkaian serangan udara intensif terhadap wilayah selatan Lebanon, yang menandai eskalasi baru dalam konflik yang telah lama berlangsung antara Israel dan Hezbollah.

Dalam waktu singkat, lebih dari 100 pesawat Israel menargetkan sekitar 120 lokasi, yang sebagian besar merupakan basis operasional Hezbollah. Serangan ini bertepatan dengan peringatan serangan Hamas setahun sebelumnya, yang memicu gelombang kekerasan yang masih berlanjut hingga hari ini.

Konflik di wilayah ini semakin memanas, dengan potensi meluasnya pertempuran ke negara-negara tetangga seperti Iran dan Suriah.

Baca Juga: Mengenal Iron Dome, Strategi Pertahanan Udara Israel yang Mampu Cegat Ribuan Rudal

Serangan Udara Israel di Lebanon

Pada tanggal 7 Oktober 2024, militer Israel, IDF (Israel Defense Forces), mengonfirmasi peluncuran gelombang serangan udara terhadap sasaran-sasaran di Lebanon selatan.

Serangan ini melibatkan 100 pesawat tempur dan berlangsung selama satu jam, menargetkan 120 lokasi yang terkait dengan Hezbollah, kelompok militan yang didukung oleh Iran dan memiliki pengaruh besar di Lebanon.

Lokasi-lokasi yang diserang termasuk unit-unit komando, pasukan roket, serta direktorat intelijen Hezbollah. Serangan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan Israel untuk melemahkan kemampuan komando dan kendali Hezbollah serta menghancurkan potensi serangan roket mereka.

IDF juga telah menetapkan beberapa zona militer tertutup di Israel utara, yang menunjukkan bahwa operasi darat di Lebanon kemungkinan akan meningkat.

Selain itu, pemerintah Israel mengeluarkan peringatan kepada warga sipil Lebanon untuk menghindari daerah pantai dari Sungai Awali ke selatan, sebagai bagian dari langkah-langkah pencegahan terhadap eskalasi lebih lanjut.

Baca Juga: Vladimir Putin Bakal Bertemu Presiden Iran untuk Bahas Krisis Timur Tengah

Eskalasi Serangan Lintas Batas

Konflik antara Israel dan Hezbollah telah berlangsung selama bertahun-tahun, namun dalam beberapa bulan terakhir, intensitasnya semakin meningkat.

Pada hari yang sama dengan serangan udara di Lebanon, pasukan Hezbollah membalas dengan menembakkan sejumlah besar roket ke arah Israel, yang sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel.

Eskalasi ini tidak hanya terbatas pada Hezbollah, namun juga melibatkan kelompok-kelompok militan lainnya yang bersekutu dengan Iran di wilayah Timur Tengah, termasuk di Suriah, Irak, dan Yaman.

Di sisi lain, Hamas juga terus menembakkan roket dari Gaza meskipun kemampuan militer mereka telah sangat berkurang setelah serangan Israel selama setahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa meskipun kampanye militer Israel yang berkelanjutan telah menimbulkan kerugian besar pada kelompok-kelompok militan ini, ancaman terhadap keamanan Israel masih tetap ada.

Dampak Kemanusiaan dan Internasional

Eskalasi militer ini telah menyebabkan dampak kemanusiaan yang signifikan, terutama di Lebanon dan Gaza. Di Lebanon, lebih dari 1.400 orang, termasuk warga sipil dan anggota Hezbollah, telah tewas sejak serangan darat terbatas Israel dimulai.

Baca Juga: 1 Tahun Konflik Gaza: Bukannya Mereda, Perang Semakin Menyebar di Timur Tengah

Selain itu, lebih dari 1,2 juta orang telah mengungsi dari rumah mereka akibat pertempuran yang terus berlanjut di sepanjang garis perbatasan Lebanon-Israel.

Peningkatan intensitas konflik ini juga memicu respons internasional. Pemerintah Inggris, misalnya, telah menarik keluarga staf diplomatik mereka dari Israel sebagai tindakan pencegahan menyusul eskalasi situasi di wilayah tersebut.

Selain itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Misi Sementara di Lebanon (UNIFIL) menyatakan keprihatinannya atas keselamatan pasukan penjaga perdamaian mereka di wilayah konflik.

Potensi Perluasan Konflik

Dengan meningkatnya serangan lintas perbatasan antara Israel dan Hezbollah, kekhawatiran internasional mengenai potensi perluasan konflik regional semakin besar. Iran, sebagai pendukung utama Hezbollah, telah secara tegas menyatakan bahwa mereka akan merespons setiap serangan Israel terhadap wilayah mereka.

Sementara itu, militer Israel dilaporkan telah menyiapkan operasi besar-besaran untuk membalas serangan rudal yang diluncurkan Iran minggu sebelumnya.

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi kepada Hamas pada Peringatan Perang Gaza

Potensi keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik ini juga tidak dapat diabaikan. Sebagai sekutu dekat Israel, AS telah memberikan dukungan militer dan diplomatik yang signifikan selama bertahun-tahun.

Eskalasi konflik dapat memicu intervensi lebih lanjut dari AS, terutama jika serangan terhadap Israel terus dilakukan oleh kelompok-kelompok militan yang bersekutu dengan Iran.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×