Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - ROMA. Italia dan Spanyol mengerahkan kapal perang untuk mendampingi armada bantuan internasional yang menjadi sasaran serangan drone saat berupaya mengirim bantuan ke Gaza.
Langkah ini berpotensi memicu ketegangan dengan Israel yang keras menentang inisiatif tersebut.
Armada yang dikenal sebagai Global Sumud Flotilla (GSF) terdiri dari sekitar 50 kapal sipil yang berusaha menembus blokade laut Israel atas Gaza.
Baca Juga: Presiden Trump Tegaskan Komitmen Akhiri Perang Gaza
Sejumlah aktivis, pengacara, hingga anggota parlemen turut serta, termasuk aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg.
Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto mengatakan, negaranya mengirim satu kapal pada Rabu dan satu lagi sedang dalam perjalanan.
Tujuan utamanya adalah melindungi warga Italia yang berada di atas kapal flotilla. Ia menegaskan pengerahan kapal perang ini bukan tindakan militer.
“Ini bukan tindakan perang, bukan provokasi. Ini adalah kewajiban negara untuk melindungi warganya,” ujar Crosetto di hadapan Senat Italia, Kamis (25/9/2025).
Langkah Tak Lazim dari Italia dan Spanyol
GSF sebelumnya melaporkan kapal mereka diserang drone yang menjatuhkan granat kejut dan bubuk gatal saat berlayar di perairan internasional, sekitar 30 mil laut dari Pulau Gavdos, Yunani. Tidak ada korban jiwa, namun sejumlah kapal mengalami kerusakan.
Spanyol juga mengirim kapal perang untuk mengawal armada, sebuah langkah yang dinilai belum pernah dilakukan pemerintah Eropa sebelumnya.
Baca Juga: Trump Bahas Rencana Akhiri Perang Gaza Bersama Pemimpin Arab-Muslim di Sidang PBB
Sebelumnya, upaya serupa oleh aktivis kerap digagalkan dengan kekerasan oleh militer Israel.
Salah satu insiden paling berdarah terjadi pada 2010 ketika 10 aktivis Turki tewas dalam penyerbuan kapal Mavi Marmara.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, yang dikenal sebagai sekutu Israel, menegaskan bahwa kapal Italia tidak akan menggunakan kekuatan militer.
Meski begitu, ia menyebut aksi flotilla sebagai “tindakan berisiko dan tidak perlu.”
Israel Pertanyakan Motif Flotilla
GSF menuding Israel berada di balik serangan drone tersebut. Namun, Kementerian Luar Negeri Israel tidak merespons langsung tudingan itu.
Dalam pernyataannya di platform X, Israel menegaskan tidak akan mengizinkan pelanggaran blokade laut.
Baca Juga: Trump Kumpulkan Negara Muslim Bahas Jalan Damai Gaza; Ada Indonesia, Arab, Turki
“Israel tidak akan membiarkan kapal memasuki zona perang aktif. Apakah ini benar-benar soal bantuan, atau sekadar provokasi?” tulis kementerian tersebut.
Israel menawarkan agar bantuan diturunkan di pelabuhan negara terdekat, lalu disalurkan oleh otoritas Israel ke Gaza.
Italia sendiri mengusulkan bantuan diturunkan di Siprus dan kemudian diserahkan kepada Gereja Katolik untuk distribusi di Gaza, usulan yang disebut mendapat dukungan Israel.
Kontak dengan Vatikan
Sejumlah aktivis di atas kapal, termasuk anggota parlemen oposisi Italia Arturo Scotto, menyatakan misi flotilla sedang mempertimbangkan opsi Siprus.
Menurutnya, pembahasan dilakukan langsung dengan Vatikan, bukan dengan pemerintah Italia.
“Kondisi saat ini membuat satu pun jarum tidak bisa masuk ke Gaza. Jadi semua opsi perlu dipertimbangkan,” ujar Scotto.
Baca Juga: Berbondong-bondong Sekutu Israel Mulai Akui Negara Palestina di Tengah Krisis Gaza
GSF menyebut, pada Kamis pagi (25/9) kapal-kapalnya masih berada di perairan Yunani dengan kecepatan rendah dan sempat mengalami “aktivitas drone moderat” pada malam sebelumnya.
Armada itu dijadwalkan menuju perairan internasional dalam waktu dekat.
Sejak perang dimulai hampir dua tahun lalu, ofensif Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina menurut otoritas kesehatan Gaza, menghancurkan infrastruktur, memicu kelaparan, serta memaksa jutaan penduduk mengungsi berulang kali.