Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Kanada melalui Liquor Control Board of Ontario (LCBO) telah mengambil langkah drastis dengan menarik produk minuman beralkohol asal Amerika Serikat dari rak toko.
Keputusan ini merupakan bentuk respons terhadap kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, terhadap barang impor asal Kanada.
Kronologi Kebijakan LCBO
Pada awal Maret 2025, LCBO mengumumkan bahwa mereka telah "menghentikan pembelian semua produk asal AS" dan melarang penjualan produk tersebut melalui toko fisik, situs web resmi, serta aplikasi LCBO. Keputusan ini berimbas tidak hanya pada konsumen ritel, tetapi juga pelanggan grosir seperti toko kelontong, restoran, dan bar.
Langkah ini merupakan realisasi dari ancaman yang sebelumnya telah disampaikan oleh Perdana Menteri Ontario, Douglas Ford, sejak Januari 2025. Ford menyatakan bahwa kebijakan ini adalah bentuk perlawanan terhadap kebijakan tarif AS yang dinilai merugikan perekonomian Kanada.
Baca Juga: Perang Dagang AS-Kanada Memanas, Trump Juluki Trudeau sebagai 'Gubernur Kanada'
Dampak Perang Tarif AS-Kanada
Mengutip Unilad, pemicu utama kebijakan ini adalah keputusan AS untuk memberlakukan tarif impor sebesar 25 persen terhadap produk asal Kanada, yang mencakup berbagai komoditas, termasuk barang manufaktur dan energi. Pemerintah Kanada pun merespons dengan kebijakan serupa, menerapkan tarif 25 persen terhadap barang impor asal AS.
Namun, LCBO memilih untuk melangkah lebih jauh dengan melarang peredaran produk alkohol asal AS, termasuk merek terkenal seperti Jack Daniel’s. Sebuah video yang menunjukkan seorang pegawai toko mengosongkan rak dari botol-botol Jack Daniel’s menjadi viral dan semakin memicu perdebatan di masyarakat.
Reaksi Publik dan Industri
Keputusan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, terutama dari pelaku usaha lokal yang menganggapnya sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing produk domestik. Leah Russell, manajer pub Madison Avenue di Toronto, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan ini.
"Saya senang bahwa kami mulai mendukung bisnis lokal dan mengurangi ketergantungan pada produk asal AS. Ini langkah penting bagi ekonomi domestik," ujar Russell kepada BBC News.
Namun, industri minuman beralkohol AS tentu tidak tinggal diam. Brown-Forman, perusahaan induk Jack Daniel’s, menyatakan kekecewaannya atas kebijakan tersebut. CEO Brown-Forman, Lawson Whiting, mengungkapkan bahwa larangan penjualan ini jauh lebih buruk dibandingkan tarif impor.
"Ini lebih dari sekadar tarif. Produk kami benar-benar dihapus dari pasar, sehingga menghentikan penjualan kami secara total," ujar Whiting dalam panggilan konferensi keuangan perusahaan.
Baca Juga: Kanada Ancam Putus Jaringan Listrik 1,5 Juta Pelanggan di AS Usai Tarif Baru Trump
Pernyataan Justin Trudeau
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menilai tarif yang diberlakukan oleh AS sebagai tindakan yang tidak berdasar. Dalam pernyataannya pada 3 Maret 2025, Trudeau menegaskan bahwa kebijakan AS sangat merugikan Kanada.
"Setelah jeda selama 30 hari, pemerintah AS akhirnya memutuskan untuk melanjutkan tarif 25 persen terhadap ekspor Kanada dan 10 persen terhadap energi asal Kanada. Saya tegaskan, tidak ada justifikasi untuk tindakan ini," ujar Trudeau.
Sehari setelah pernyataan tersebut, LCBO langsung menindaklanjuti dengan menerapkan larangan penjualan minuman keras asal AS.