kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Janji berhenti merokok di 2013? Big Tobacco siap!


Senin, 07 Januari 2013 / 10:40 WIB
Janji berhenti merokok di 2013? Big Tobacco siap!
ILUSTRASI. Kontan - KOMINFO Kilas Kementerian Online


Sumber: CNBC |

NEW YORK. Jika Anda pecandu rokok dan bersumpah berhenti menyesap tembakau bakar tersebut, Big Tobacco tidak akan khawatir kehilangan pemasukan. Bahkan mereka siap berhenti.

Big Tobacco yang dimaksud mengacu pada perusahaan rokok kelas dunia seperti Philip Morris (Altria), Reynolds American (RJR) dan Lorillard. Mereka akan dengan cepat akan beralih ke sektor manufaktur.

Tentu tak jauh-jauh dari bisnis sebelumnya, manufaktur yang dimaksud adalah memproduksi dan menjual rokok elektronik atau electronic-cigarettes (e-cigs)

Bonnie Herzog, analis dari Wells Fargo menghitung, bisnis baru ini pada 2012 sudah berhasil meraup penjualan sebesar US$ 500 juta. Nilai ini menurut Bonnie akan melonjak lebih dari dua kali lipat pada 2013.

"Kami memprediksi, konsumsi e-cigs bisa melampaui konsumsi tradisional dalam dekade berikutnya," ulas Bonnie. Teknologi ini dijamin bebas dari tembakau dan menggunakan energi batre.

Move on dari rokok tradisional

"Saya perokok berat dan tidak bisa berhenti merokok," aku John Cameron, yang tak lain adalah saudara sutradara James Cameron yang menyabet piala Oscar.

Niatnya untuk sehat dan meninggalkan tembakau muncul ketika James merilis film Avatar yang bercerita tentang masa depan lingkungan. Perubahan dari seorang pecinta tembakau menjadi orang yang lebih sehat diakui John sangat berat. Oleh sebab itu, dia memutuskan "move on" secara perlahan dan beralih ke e-cigs yang dianggapnya lebih sehat.

"Sejak mencoba e-cigs pertama kali, saya sudah terjerat. Saya menjamin bahwa ini adalah produk revolusioner dan akan mengubah kebiasaan umat manusia," antusiasnya.

Perlu diketahui, John adalah CEO Safecig, sebuah perusahaan e-cigarette. Menurut penjelasannya, Safecig menggunakan teknologi yang sering ditemukan pada ponsel. Produk elektronik ini berhasil menciptakan tampilan, panas, rasa, bau dan konsumen merasakan seolah menyesap tembakau sama seperti ketika merokok sedia kala.

Kemasan Safecig sengaja dibuat meniru seperti satu pak rokok biasa. Tapi bukannya "merokok", pengguna menghirup nikotin cair yang dipanaskan menjadi uap, tanpa tembakau atau tar.

Hak paten milik perusahaan China

Merek lain yang sudah meramaikan pasar adalah Njoy dan Vapor Corp. Ruyan, perusahaan yang berbasis di China, sebenarnya telah menjadi perintis dalam memproduksi rokok elektronik.

Ruyan mengajukan gugatan hak paten terhadap sepuluh perusahaan Amerika Serikat (AS) termasuk Safecig. Alasannya, produsen besar AS mencuri teknologi yang sudah dipakai Ruyan sebelumnya.

Tuduhan paten ini bukan hal sepele, sebab Ruyan yakin betul, e-cigs akan berkembang pesar menjadi industri besar. Buktinya, Big Tobacco siap mendukung konsumen berhenti menyesap rokok tradisional? Jawaban ini bisa ditemukan di aksi Lorillard yang merogoh saku dan mengeluarkan US$ 135 juta untuk membeli Blu.

Sedangkan RJ Rey Reynolds memutuskan memproduksi sendiri tanpa aksi korporasi.

"Kami akan berada dalam kategori ini pada 2013. Kami memiliki rencana yang sangat besar," ungkap juru bicara RJ Reynolds David Howard.

Meski Big Tobacco siap berevolusi, Herzog dari Wells Fargo mengingatkan, produk ini pada akhirnya akan diatur oleh Badan Pengawas Makanan dan Obat-Obatan Amerika Serikat (AS).

Sebab, beberapa kritikus khawatir, produk ini akan menyebabkan risiko kesehatan yang tak ditemukan pada rokok tradisional.

E-cigs juga dinilai masuk kategori produk mahal. Satu e-cigarette merek Njoy dibeli di 7-11 California dihargai hampir US$ 9. Meskipun, sang produsen mengklaim harga ini setara dengan dua bungkus rokok tradisional.

Para produsen juga makin melirik e-cigs lantaran produk ini tidak akan dikenai pajak tembakau, meskipun Minnesota mengutip pajak karena mengandung nikotin.

"E-rokok tembakau layaknya kategori energi untuk minuman," kata Herzog.

Perlu dicatat, produk ini mendapatkan traksi. Tapi, "Yang kami bicarakan bukanlah rokok, melainkan sebuah produk aplikasi, perpaduan antara perangkat lunak dan perangkat keras," klaim John Cameron.

Menurutnya, persaingan The Big Tobacco memproduksi e-cigs sangat diperlukan untuk mengubah kebiasaan manusia dalam menjaga kesehatan. Jadi bagaimana, apakah Anda siap meninggalkan tembakau?



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×