Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ivanka Trump dan Jared Kushner bertemu dengan Jeff Bezos, Lauren Sanchez, serta Elon Musk dalam makan malam dengan cahaya lilin untuk Donald Trump di Museum Bangunan Nasional pada Minggu malam.
Sanchez menyebut Minggu malam itu sebagai "malam yang ajaib" saat ia bersama tunangannya, Jeff Bezos, disambut oleh Ivanka Trump, Jared Kushner, dan Elon Musk dalam acara makan malam menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden pada Senin.
Melansir The Mercury News, Selasa (21/1), dalam momen tersebut, tampak dua orang terkaya di dunia, yakni Musk dan Bezos, bersosialisasi dengan putri serta menantu Trump.
Gambar ini dianggap mencerminkan peringatan Joe Biden tentang potensi Amerika bergerak menuju sistem oligarki, sebagaimana disampaikan dalam pidato terakhirnya sebagai presiden.
Pada Senin, Bezos, Sanchez, dan Musk bergabung dengan CEO Meta Mark Zuckerberg, salah satu miliarder teknologi lainnya sekaligus orang terkaya ketiga di dunia, dalam upacara pelantikan Trump di rotunda Gedung Capitol AS.
Kehadiran mereka menimbulkan kesan bahwa para miliarder ini mengamati orang-orang lain di rotunda, termasuk pejabat terpilih. Sebelumnya, mereka juga terlihat menghadiri upacara di Gereja St. John.
Kehadiran Bezos di lingkaran pendukung Trump sebenarnya sudah dapat diprediksi lebih dari setahun lalu, ketika Sanchez dan Ivanka Trump menjalin hubungan akrab dalam pesta ulang tahun ke-43 Kim Kardashian.
Hal ini memunculkan spekulasi bahwa Sanchez mungkin membantu memperbaiki hubungan Bezos dengan Trump dan lingkaran pendukungnya setelah sempat berselisih.
Pada acara Minggu malam itu, Sanchez tampil memukau dalam gaun hitam tanpa tali rancangan Dolce & Gabbana, sementara Ivanka Trump mengenakan gaun Oscar de la Renta dengan potongan bahu terbuka yang dihiasi kristal dan mutiara.
Sebelum pemilu 5 November, Bezos menjadi sorotan karena diduga memerintahkan editor Washington Post untuk menarik dukungan terhadap Kamala Harris. Sementara itu, Elon Musk aktif mendukung kampanye Trump dengan menyumbangkan sekitar US$ 200 juta melalui super PAC.
Bahkan, Musk dikabarkan tinggal di resor Mar-a-Lago milik Trump selama masa transisi dan terlibat dalam pembentukan pemerintahan baru. Baik Musk maupun Bezos memiliki kepentingan besar dalam kontrak pemerintah melalui perusahaan roket mereka, SpaceX dan Blue Origin.
Meski para miliarder telah lama berperan dalam politik Amerika, pelantikan Trump menunjukkan keterlibatan langsung mereka yang semakin signifikan dalam pemerintahan presiden ke-47 ini.
Associated Press mencatat bahwa penggunaan istilah oligarki oleh Biden bukanlah kebetulan, mengacu pada sistem pemerintahan di Rusia yang diwarnai kontrol oleh orang-orang super kaya.
The New York Times melaporkan bahwa setidaknya 12 miliarder termasuk dalam pilihan kabinet Trump dan akan menduduki jabatan senior dalam pemerintahannya. Elon Musk berada di puncak daftar dengan kekayaan bersih US$ 429 miliar menurut Forbes.
Meski Trump berkampanye sebagai pendukung populisme kelas pekerja, ia juga menempatkan para donatur terkayanya dalam posisi penting di pemerintahannya.
Michael Waldman, mantan kepala penulis pidato Presiden Bill Clinton, mengatakan kepada The New York Times bahwa situasi ini menggambarkan kemiripan dengan Zaman Keemasan.
Namun, ia menekankan bahwa bahkan pada masa itu, tokoh seperti John D. Rockefeller tidak menjalankan kampanye McKinley atau memengaruhi pemerintahan seintensif sekarang.