kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.745   14,00   0,08%
  • IDX 8.372   -16,57   -0,20%
  • KOMPAS100 1.158   -4,75   -0,41%
  • LQ45 841   -5,56   -0,66%
  • ISSI 292   0,59   0,20%
  • IDX30 441   -4,86   -1,09%
  • IDXHIDIV20 507   -6,07   -1,18%
  • IDX80 130   -0,51   -0,39%
  • IDXV30 137   -1,14   -0,82%
  • IDXQ30 140   -1,36   -0,96%

Jejak Panjang Perseteruan Starbucks dengan Serikat Pekerja


Kamis, 13 November 2025 / 23:44 WIB
Jejak Panjang Perseteruan Starbucks dengan Serikat Pekerja
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Starbucks cups are pictured on a counter in the Manhattan borough of New York City, New York, U.S., February 16, 2022. REUTERS/Carlo Allegri/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Lebih dari 1.000 barista berserikat di Starbucks melancarkan aksi mogok kerja tanpa batas waktu pada Kamis (13/11/2025).

Aksi ini merupakan bagian dari dorongan untuk mendapatkan perjanjian kerja bersama yang mengatur upah dan tunjangan di jaringan kedai kopi raksasa asal Amerika Serikat tersebut.

Serikat Starbucks Workers United kembali memilih hari sibuk “Red Cup Day” saat pelanggan mendapat cangkir liburan edisi terbatas untuk menekan manajemen perusahaan.

Baca Juga: Ribuan Barista Starbucks di AS Gelar Mogok Massal Desak Kontrak Kerja

Berikut rangkaian penting perjalanan negosiasi Starbucks dengan serikat pekerjanya sejak awal gerakan ini muncul:

Desember 2021

Pekerja Starbucks di Buffalo, New York, memenangkan pemungutan suara untuk membentuk serikat pekerja pertama di jaringan Starbucks AS, bekerja sama dengan Workers United.

Mei 2022

Lebih dari 50 gerai Starbucks di seluruh AS memilih untuk bergabung dengan serikat pekerja. Mantan Presiden AS Joe Biden bahkan bertemu dengan para pengorganisir dari Starbucks dan Amazon untuk membahas gerakan buruh tersebut.

Baca Juga: Moody’s Pangkas Rating Kredit Nike, Kinerja dan Margin Tertekan Tarif Tinggi

November 2022

Pekerja di lebih dari 100 gerai milik perusahaan melakukan aksi “Red Cup Rebellion” selama satu hari, menuduh manajemen melakukan pembalasan terhadap aktivitas serikat.

Juni 2023

Sekitar 3.000 pekerja dari lebih 150 gerai melakukan aksi mogok setelah perusahaan disebut melarang dekorasi bertema Pride Month. Aksi ini memicu revisi kebijakan internal perusahaan.

Baca Juga: Peluang The Fed Pangkas Suku Bunga Desember di Ujung Tanduk, Kenapa?

November 2023

Karyawan di ratusan gerai kembali mogok pada acara Red Cup Day. Tak lama kemudian, Starbucks mengumumkan akan menaikkan upah per jam minimal 3% mulai 2024 bagi pekerja ritel AS.

Februari 2024

Starbucks dan serikat Workers United mencapai kesepakatan untuk membuat kerangka kerja bersama (framework) yang akan memandu proses organisasi dan perundingan kolektif, sekaligus menyelesaikan sejumlah sengketa hukum yang masih berjalan.

Baca Juga: Pemerintah AS Kembali Beroperasi, Namun Perpecahan Politik Tetap Menganga

Desember 2024

Anggota serikat di lebih dari 300 gerai Starbucks kembali berunjuk rasa menuntut perbaikan upah, jadwal kerja, dan jumlah staf.

Januari 2025

Kedua pihak setuju menunjuk mediator independen untuk membantu menyelesaikan kebuntuan negosiasi kontrak kerja.

April 2025

Delegasi serikat pekerja Starbucks menolak proposal terbaru perusahaan yang menjanjikan kenaikan gaji tahunan minimal 2%.

Baca Juga: Harga Kopi Asia Bergerak Beragam: Vietnam Melemah, Diskon Indonesia Menyempit

November 2025

Lebih dari 1.000 barista di 40 kota AS melancarkan mogok nasional tanpa batas waktu. Serikat menyebut aksi ini berpotensi menjadi pemogokan terbesar dan terpanjang dalam sejarah Starbucks.

Selanjutnya: Moody’s Pangkas Rating Kredit Nike, Kinerja dan Margin Tertekan Tarif Tinggi

Menarik Dibaca: 8 Pemanis Paling Sehat yang Aman untuk Kesehatan Tubuh


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×