kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jepang: Infeksi Covid-19 menyebar dengan kecepatan tinggi


Kamis, 05 Agustus 2021 / 07:16 WIB
Jepang: Infeksi Covid-19 menyebar dengan kecepatan tinggi
ILUSTRASI. Jepang memperingatkan bahwa infeksi virus corona melonjak dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. REUTERS/Kevin Coombs


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pada Rabu (4/8/2021), Jepang memperingatkan bahwa infeksi virus corona melonjak dengan kecepatan tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Peringatan ini dirilis ketika kasus-kasus baru mencapai rekor tertinggi di Tokyo, membayangi pelaksanaan Olimpiade dan menambah keraguan atas penanganan pandemi oleh pemerintah.

"Varian Delta menyebabkan penyebaran infeksi tidak terlihat di masa lalu," kata Menteri Kesehatan Norihisa Tamura saat dia membela kebijakan baru yang meminta pasien dengan gejala yang lebih ringan untuk mengisolasi di rumah daripada pergi ke rumah sakit.

"Pandemi telah memasuki fase baru ... Kecuali kita memiliki cukup tempat tidur, kita tidak dapat membawa orang ke rumah sakit. Kita bertindak pre-emptive di bidang ini," kata Tamura kepada parlemen seperti yang dilansir Reuters.

Baca Juga: Jepang mulai mempermalukan warganya yang melanggar aturan karantina

Tetapi dia mengisyaratkan kemungkinan untuk membatalkan kebijakan tersebut, karena keputusan untuk meminta beberapa orang sakit untuk tinggal di rumah telah menuai kritik dari para ahli medis karena membahayakan nyawa.

"Jika hal-hal tidak berjalan seperti yang kami harapkan, kami dapat membatalkan kebijakan tersebut," kata Tamura. 

Dia menambahkan bahwa perubahan kebijakan adalah langkah untuk menghadapi penyebaran varian baru yang sangat cepat secara tak terduga.

Baca Juga: Rumah sakit Jepang hanya menerima pasien Covid-19 dengan gejala sangat parah

Jepang telah melihat peningkatan tajam dalam kasus virus corona. Tokyo melaporkan rekor 4.166 kasus baru pada hari Rabu. Secara nasional, kasus baru yang dilaporkan mencapai rekor baru melebihi angka 14.200, menurut penyiar publik NHK.

Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan pada hari Senin, bahwa hanya pasien Covid-19 yang sakit parah dan mereka yang berisiko terinfeksi yang akan dirawat di rumah sakit. Sementara, mereka yang bergejala ringan harus mengisolasi diri di rumah. Perubahan kebijakan ini dikhawatirkan dapat menyebabkan peningkatan angka kematian. 

Kantor berita Jiji melaporkan pada hari Rabu, pejabat di Partai Demokrat Liberal yang berkuasa telah setuju untuk mencabut kebijakan tersebut. Partai ini bergabung dengan seruan serupa yang dibuat oleh anggota parlemen oposisi.

Menanggapi kritik, Suga mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa kebijakan rawat inap baru ditujukan untuk daerah dengan lonjakan kasus Covid-19, seperti Tokyo, dan tidak seragam di seluruh negeri.

Baca Juga: Virus Delta Semakin Mencekam, Sejumlah Negara Asia Paling Parah

"Kami akan menjelaskan secara menyeluruh kebijakan kami agar publik bisa memahami dengan baik," katanya.

Kecaman itu merupakan kemunduran lain bagi Suga, yang telah mengalami penurunan dukungan atas penanganannya terhadap pandemi menjelang pemilihan umum yang akan diadakan tahun ini.

Jajak pendapat telah menunjukkan banyak warga Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade, sementara negara itu tertinggal dalam upaya menahan penyebaran pandemi dan memvaksinasi penduduk.

Baca Juga: Lonjakan Covid-19 melanda Asia: Tokyo, Thailand, Malaysia catat rekor infeksi

Suga dan penyelenggara Olimpiade menegaskan tidak ada hubungan antara pelaksanaan Olimpiade 23 Juli-8 Agustus dengan lonjakan kasus Covid-19.

Akan tetapi, penasihat medis senior Shigeru Omi mengatakan kepada parlemen, menjadi tuan rumah Olimpiade mungkin telah mempengaruhi sentimen publik dan mengikis dampak permintaan pemerintah agar orang-orang tinggal di rumah.

Pemberlakuan keadaan darurat nasional bisa menjadi pilihan untuk menangani pandemi, katanya. Keadaan darurat sudah diberlakukan di beberapa prefektur, serta di Tokyo.

NHK melaporkan bahwa pemerintah akan memperluas langkah-langkah kuasi darurat untuk mencakup lebih banyak wilayah negara.

"Para pemimpin politik mengirimkan pesan kepada publik dengan sungguh-sungguh tetapi mungkin tidak sekuat dan konsisten seperti yang diharapkan," kata Omi. "Kami melihat klaster Covid-19 muncul lebih luas termasuk di sekolah dan kantor."

Selanjutnya: WHO cari dana segar US$ 11,5 miliar untuk memerangi varian Delta




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×