kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Jepang krisis nuklir, warga India protes pembangunan reaktor nuklir di daerahnya


Rabu, 06 April 2011 / 13:00 WIB
Jepang krisis nuklir, warga India protes pembangunan reaktor nuklir di daerahnya
ILUSTRASI. dr. Reisa Broto Asmoro - Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19


Sumber: Bloomberg | Editor: Rizki Caturini

MUMBAI. Kuil Hindu di Jaitapur, pantai barat India tampaknya jaraknya sangat jauh dari Fukushima Daiichi di Jepang, tempat bencana nuklir terparah yang terjadi pasca gempa yang melanda negeri Sakura itu bulan lalu.

Namun, tiba-tiba krisis menghampiri wilayah beribadah para pemeluk Hindu ini. Pasalnya, tak lebih dari 3 mil dari kuil tersebut, Pemerintah India berencana akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terbesar di dunia dan bangunan pendukungnya. Sontak warga sekitar protes, karena takut kejadian seperti di Fukushima bisa juga terjadi di tempat mereka jika benar-benar akan dibangun pembangkit tenaga nuklir.

"Setelah kejadian di Jepang, para politikus seharusnya menyadari bahwa pembangkit tenaga nuklir itu tidak aman. Di India gempa sering terjadi, Mereka jangan hanya memikirkan untuk menimbun uang saja," kata Shobha Chavan, seorang dokter dan ibu rumah tangga di kota dekat Ratnagiri.

Daerah yang akan dijadikan Kompleks kegiatan nuklir di India ini merupakan daerah seismik dan dimiliki perusahaan pembangkit nuklir milik negara, yang memonopoli bisnis ini di India.

Salah satu pemimpin aksi protes menentang pembangunan kompleks nuklir ini Praveen Gabankar bilang, sebelumnya Pemerintah India meyakinkan masyarakat bahwa Jepang yang negaranya rawan gempa tidak pernah mengalami kecelakaan terhadap reaktor nuklir yang banyak di bangun di negaranya. "Tapi sekarang kami bisa menjawab, bahwa ternyata nuklir itu berbahaya," kata pria berusia 57 tahun ini.





TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×